CakapCakap – Cakap People! Zoom membayar nol dolar AS alias tak sepeserpun untuk pajak penghasilan pada tahun 2020 meskipun keuntungannya meningkat lebih dari 4000 persen selama pandemi global.
Saat dunia bergulat dengan pembatasan COVID-19 dan perusahaan terpaksa mempekerjakan karyawannya dari rumah, banyak yang kemudian beralih ke platform komunikasi online seperti Zoom.
Lebih dari setahun berlalu, alat komunikasi video telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Ketika permintaannya meningkat, begitu pula keuntungannya.
Menurut laporan Institute on Taxation and Economic Policy (ITEP), Zoom mendapatkan keuntungan sebelum pajak naik dari 16 juta dolar AS pada 2019 menjadi 660 juta dolar AS pada 2020, melansir Unilad.co.uk, Rabu, 24 Maret 2021.
Meskipun pendapatannya meningkat besar, perusahaan itu tidak membayar satu dolar pun pajak atas keuntungannya karena penggunaan ‘opsi saham eksekutif’, berdasarkan laporan ITEP.
Ini adalah taktik yang sering digunakan oleh perusahaan besar lainnya seperti Amazon dan Netflix. Di bawah taktik ini, perusahaan yang ‘memberi kompensasi kepemimpinan mereka dengan opsi saham yang bisa write-off [penghapusbukuan, red], untuk tujuan pajak, dengan mencatat pengeluaran besar yang jauh melebihi biaya sebenarnya,” ITEP menjelaskan.
“Ini adalah strategi yang telah dimanfaatkan secara efektif oleh hampir setiap raksasa teknologi dalam dekade terakhir, dari Apple hingga Facebook hingga Microsoft. Keberhasilan Zoom dalam menggunakan opsi saham untuk menghindari pajak tidaklah mengejutkan atau (saat ini) ilegal,” tambahnya.
Zoom juga mendapat manfaat dari kredit pajak penelitian dan pengembangan, kata lembaga think tank itu.
Praktik tersebut telah dikecam oleh Senator Demokrat Bernie Sanders sebagai “kode pajak yang curang yang menguntungkan orang kaya dan berkuasa”.
“Jika Anda membayar 14,99 dolar AS sebulan untuk member Zoom Pro, Anda membayar lebih banyak kepada Zoom daripada yang dibayarkan dalam pajak penghasilan federal bahkan saat itu menghasilkan laba 660 juta dolar AS tahun lalu – peningkatan 4.000 persen sejak 2019. Ya. Sudah waktunya untuk mengakhiri kode pajak curang yang menguntungkan orang kaya & berkuasa,” katanya dalam sebuah tweet setelah laporan ITEP diterbitkan.
Minggu ini, Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Joe Biden akan memenuhi janji kampanyenya dengan menaikkan pajak pada perusahaan-perusahaan kaya dan besar.
Dalam jumpa pers awal bulan ini, Sekretaris Pers Jen Psaki mengatakan Biden percaya “mereka yang berada di atas tidak melakukan bagian mereka” dan “perusahaan dapat membayar pajak yang lebih tinggi”.
Berita itu muncul setelah Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan kepada ABC News bahwa Biden “telah mengusulkan agar perusahaan dan individu kaya harus membayar lebih untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, pengeluaran yang perlu kita lakukan, dan seiring waktu saya berharap kita akan melakukan mengajukan proposal untuk mengendalikan defisit.”