CakapCakap – Berbagai inovasi terus dihasilkan para ilmuwan dan peneliti, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Cakap People pasti juga melihat dan membaca banyak hasil inovasi yang telah diciptakan oleh berbagai orang dari seluruh penjuru dunia. Nah, salah satu inovasi terbaru dilakukan oleh mahasiswa dari University of Cape Town (UCT), Afrika Selatan (Afsel). Mereka baru saja berhasil mengembangkan batu bata dengan mencampurkan pasir, bakteri, dan air seni atau urin manusia.
Seperti dilaporkan laman Beritagar.id, mahasiswa master Suzanne Lambert dan mahasiswa teknik sipil Vukheta Mukhari telah bekerja di laboratorium untuk menguji berbagai bentuk bio-bata dan kekuatannya guna menghasilkan bahan bangunan inovatif. Pada penemuan teranyar ini, mereka menggunakan urin manusia. Berdasarkan ilmu kimia, urin manusia sendiri merupakan emas cair yang menyumbangkan kurang dari satu persen dari total air limbah domestik menurut volumenya, tapi mengandung 80 persen dari nitrogen, 56 persen dari fosfor, dan 63 persen kalium air limbah.
Batu bata dibuat melalui proses yang disebut pengendapan mikrobial karbonat, reaksi kompleks yang memiliki banyak penggunaan. Para peneliti mengumpulkan urin manusia di urinal khusus yang mengubah banyak cairan menjadi pupuk padat. Kemudian, mereka menambahkan urin yang tersisa ke pasir yang mengandung bakteri menghasilkan enzim urease. Urease bereaksi dengan urin selama periode empat hingga enam hari, dan mengeraskan pasir ke dalam bentuk wadah seperti batu bata.
“Setiap hari manusia kencing dan airnya terbuang begitu saja. Daripada terbuang sia-sia, mengapa kemudian tidak menggunakannya dan membuat produk dari urin itu?” ungkap Dyllon Randall, dosen senior di departemen teknik sipil UCT sekaligus pengawas dalam penelitian tersebut, seperti dilansir oleh laman Okezone.com. Dia sendiri pun menegaskan bahwa mereka menjamin batu bata abu-abu ini tidak mengeluarkan aroma sama sekali, meskipun urin manusia punya aroma yang tidak sedap.
“Saya mendapatkan banyak urin dari kamar mandi laki-laki di seberang laboratorium. Saya membuat sedikit pendaftaran dan semua pria universitas berkontribusi dalam penelitian ini. Saya benar-benar melihat komersialisasi dalam satu atau dua dekade mendatang,” kata Suzanne pula. Luar biasa ya, Cakap People!