in

Wow, Inhaler Asma Ternyata Bikin Pemanasan Global Makin Parah

Kamu yang mengidap asma tentu akrab dengan penggunaan inhaler. Benda yang satu ini memang sering digunakan untuk mengantisipasi gejala asma karena cukup efektif untuk kondisi darurat dan portabel. Sayangnya, baru-baru ini ada temuan kalau penggunaan inhaler asma berkontribusi pada makin parahnya pemanasan global. Untungnya, ada alternatif yang lebih baik dari inhaler.

Asma begitu membuat pengidapnya menderita. Itu tak lain pada penyakit ini terdapat penyempitan saluran udara yang terhubung ke paru-paru. Lapisan saluran ini membengkak, otot di sekitar saluran udara ini berkontraksi dan menghasilkan mucus. Ini yang membuat penderita asma sulit bernafas. Tak mengherankan jika pengobatan yang dipandang efektif adalah dengan obat hirup alias inhaler karena minim efek samping ketimbang pengobatan oral. Nah, jenis inhaler yang digunakan pun terbagi menjadi dua macam, yakni ‘metered dose inhaler’ dan ‘dry powder inhaler’.

Pada inhaler jenis pertama, obat dan cairan pendorong (atau propelan) bercampur dalam satu tabung kecil dan kemudian keluar dalam bentuk semprotan mirip kabut. Obat diserap oleh tubuh, sementara propelan dikeluarkan lewat pernafasan dalam bentuk gas. Sementara pada inhaler kedua, obat dibuat dalam bentuk serbuk halus yang masuk ke paru-paru tanpa bantuan penyemprot atau propelan. Nah, pada inhaler jenis pertama inilah ditemukan salah satu kontributor terhadap pemansan global.

Saat berbicara tentang pemanasan global, kamu tentu ingat dengan istilah CFC yang tenar beberapa tahun lalu. Ya, CFC, yang merupakan singkatan dari chlorofluorocarbon banyak digunakan sebagai pendorong aerosol alias campuran antara cair dan gas, salah satunya dalam pengobatan yang memanfaatkan inhaler. Penggunaan CFC merusak lapisan ozon, makanya dilarang dan digantikan oleh HFC alias hydrofluorocarbon yang aman untuk ozon tapi berpotensi sebagai salah satu kontributor pemanasan global. HFC banyak digunakan di pendingin dan kulkas. Karena pengaruhnya yang signifikan terhadap pemanasan global, penggunaan HFC pun dibatasi. Untungnya, baik CFC maupun HFC tidak ada di inhaler asma, bro.

home.bt.com

Tapi, itu tak membuat inhaler asma tidak berbahaya buat lingkungan. Ternyata, di dalam ‘metered dose inhaler’ terhadap norflurane yang 1.430 kali lebih berbahaya ketimbang hantu utama pemanasan global alias karbon dioksida. Tak hanya itu, di inhaler jenis ini ada juga apaflurane yang 3.220 kali lebih berbahaya dari zat asam arang alias CO2. Ini membuat penggunaan inhaler asma dalam jumlah sedikit di dunia ini sama nilainya dengan jutaan ton karbon dioksida yang diproduksi secara global!

Seberapa jauh kontribusi inhaler asma terhadap pemanasan global belakangan ini, masih belum diketahui pasti. Yang pasti, seorang pengidap asma rutin memakai inhaler setiap bulannya plus inhaler pereda yang dijual relatif lebih bebas. Penggunaan semacam ini oleh satu orang penderita asma saja sudah menyamai seperempat ton emisi karbon dioksida, yang sama nilainya dengan pembakaran 100 liter bensin!

Solusi paling praktis untuk mengurangi dampak penggunaan inhaler asma jenis ‘metered dose’ adalah beralih pada inhaler jenis ‘dry powder’. Sayangnya, tidak semua orang cocok dengan jenis tersebut. Tapi, tidak ada salahnya kalau kamu yang mengidap asma berkonsultasi dengan dokter tentang peluang beralih ke inhaler jenis ‘dry powder’. Kalau ternyata yang cocok denganmu jenis yang satunya, kamu tidak perlu resah. Kamu masih bisa berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cara lain, kan.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Keren, Kaleng Soda Bisa Jadi Bahan Bakar, Bro

Ingin Gigi Kamu Tampil Sehat? Coba Pakai Produk Ini, Gaes