in ,

WHO: Tidak Ada Bukti Virus Corona Menular Lewat Makanan atau Kemasan

Ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan, China telah menguji ratusan ribu kemasan dan hanya menemukan “sangat sedikit”, kurang dari 10, yang terbukti positif mengandung virus.

CakapCakapCakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Kamis, 13 Agustus 2020, bahwa tidak ada bukti virus corona disebarkan melalui makanan atau kemasan. Badan kesehatan PBB ini meminta masyarakat untuk tidak takut atau khawatir virus corona masuk ke dalam rantai makanan.

Seperti diketahui sebelumnya, dua kota di China mengatakan mereka telah menemukan jejak virus corona pada sayap ayam beku impor dari Brasil dan pada kemasan luar udang beku dari Ekuador. Hal itu menimbulkan kekhawatiran jika pengiriman makanan yang terkontaminasi akan menyebabkan wabah baru.

“Orang tidak perlu takut pada makanan atau kemasan makanan, ataupun makanan yang diproses dan dikirimkan. Tidak ada bukti bahwa rantai makanan menyebabkan penularan virus. Seharusnya kita tetap merasa aman dan nyaman,” kata kepala program darurat WHO, Mike Ryan, seperti dikutip Reuters.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan, China telah menguji ratusan ribu kemasan dan hanya menemukan “sangat sedikit”, kurang dari 10, yang terbukti positif mengandung virus.

Kementerian Pertanian Brasil mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sedang mencari klarifikasi tentang temuan China tersebut. Sementara itu, Menteri Industri Ekuador, Ivan Ontaneda, mengatakan kepada Reuters bahwa negara tersebut menerapkan protokol yang ketat dan tidak dapat bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada produk atau barang setelah keluar dari negaranya.

Lebih dari 20 juta orag dilaporkan telah terinfeksi virus corona baru secara global dan hampir lebih dari 750.000 meninggal dunia, menurut penghitungan Reuters.

Ilustrasi virus corona. [Foto: NEXU Science Communications]
Vaksin COVID-19

WHO mendorong negara-negara yang saat ini melakukan kesepakatan atau perjanjian bilateral untuk vaksin agar tidak meninggalkan upaya multilateral, karena kantong vaksinasi masih akan membuat dunia rentan.

WHO mendesak negara-negara yang sekarang melakukan kesepakatan bilateral untuk vaksin agar tidak meninggalkan upaya multilateral, karena kantong vaksinasi masih akan membuat dunia rentan.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Selasa bahwa Rusia telah menjadi negara pertama yang memberikan persetujuan untuk vaksin COVID-19 setelah kurang dari dua bulan melakukakn pengujian pada manusia. Langkah ini diklaim oleh Moskow sebagai keberhasilannya dalam perlombaan ruang angkasa era Perang Dingin.

Keputusan Moskow untuk memberikan persetujuan vaksin virus corona sebelum itu telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli. Hanya sekitar 10% dari uji klinis virus corona itu yang berhasil dan beberapa ilmuwan khawatir bahwa Moskow mungkin menempatkan prestise nasional di atas keselamatan.

Atas klaim Rusia itu, WHO mengatakan bahwa sampai saat ini tidak memiliki cukup informasi untuk membuat penilaian tentang perluasan penggunaan vaksin Rusia, kata Bruce Aylward, penasihat senior WHO.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Apple dan Google Hapus Game Fortnite dari iOS dan PlayStore, Ini Peneyebabnya!

Pandemi Ubah Cara Packing Saat Naik Pesawat, Inilah 4 Hal yang Harus Diperhatikan!