CakapCakap – Cakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa, 7 Juli 2020 telah mengakui adanya temuan bukti para ilmuwan yang mengungkapkan bahwa penularan novel-coronavirus dapat terjadi lewat udara (airborne), terutama di ruang publik.
Pengakuan WHO itu datang setelah 239 ilmuwan dari 32 negara mendesak badan kesehatan PBB itu untuk memperbarui pedoman tentang penyebaran virus corona yang dapat ditularkan melalui udara.
Badan kesehatan PBB itu mengakui ada bukti yang muncul bahwa virus SARS-Cov-2 dapat disebarkan oleh partikel-partikel kecil yang tersebar di udara.
Penyakit yang ditularkan melalui udara adalah segala kondisi yang disebabkan oleh mikroba yang ditransmisikan melalui udara.
Lalu, apa yang sesungguhnya terjadi ketika mikroorganisme di udara memasuki tubuh kita?
Melansir Times Now News, ketika patogen melalui udara memasuki tubuh, ia akan menyebabkan reaksi peradangan pada saluran udara bagian atas, yang memengaruhi hidung, sinus, tenggorokan, dan paru. Ini dapat menyebabkan hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Namun, beberapa patogen di udara dapat menyerang jantung, ginjal, dan saraf, bukan hanya sistem pernapasan.
Para peneliti telah menemukan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat merusak seluruh tubuh manusia, termasuk jantung, ginjal, hati, sistem saraf, dan organ lainnya.
Para ahli mengatakan virus itu memicu ketidakseimbangan dalam respons imun dan peradangan berlebihan, yang mengakibatkan kerusakan ke seluruh tubuh.
Pada dasarnya, penyakit yang ditularkan melalui udara dapat menyebar ketika orang yang terinfeksi bersin, batuk, berbicara, atau mengeluarkan sekresi hidung dan tenggorokan ke udara.
Mikroorganisme yang ditransmisikan ke udara, seperti bakteri, virus, jamur, dapat menyebar melalui kabut halus, debu, aerosol, atau cairan.
Para peneliti mengatakan, partikel-partikel aerosolis, yang mungkin dihasilkan dari sumber infeksi, sering tetap menggantung di arus udara dan dapat menempuh jarak yang cukup jauh, meskipun banyak partikel berjatuhan di sekitarnya.
Partikel aerosolis yang menggantung dapat dihirup oleh inang yang rentan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa partikel di udara dapat tetap terlokalisasi ke ruangan atau bergerak tergantung pada aliran udara.
Oleh karena itu, dalam beberapa kasus di mana ada ventilasi yang tidak memadai seperti rumah sakit, partikel dapat tetap berada di ruangan dan dihirup oleh pasien yang baru dirawat.
Langkah pencegahan yang bisa dilakukan
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko tertular penyakit yang ditularkan melalui udara meliputi:
– Mengambil tindakan pencegahan mendasar, seperti sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik/
– Desinfeksi tangan dengan saksama.
– Menggunakan masker atau respirator yang baik atau alat pelindung diri (APD).
– Menghindari atau membatasi waktu yang dihabiskan di sekitar pasien yang mungkin menjadi sumber infeksi.
– Vaksinasi rutin terhadap penyakit yang diyakini ada secara lokal.
– Menyediakan ruang isolasi tekanan negatif.
Kontrol dan pencegahan penularan penyakit melalui udara memerlukan kontrol aliran udara dengan menggunakan sistem ventilator yang dirancang khusus selain dari mengambil langkah-langkah dasar.
Dalam kebanyakan kasus, agen antivirus dan antibiotik tidak diresepkan karena infeksi yang ditimbulkan oleh virus. Manajemen penyakit yang ditularkan melalui udara melibatkan tim interprofesional yang didukung oleh serangkaian pedoman dan aturan rumah sakit.
Disclaimer: Kiat dan saran yang disebutkan dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak boleh ditafsirkan sebagai saran medis profesional. Silahkan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan profesional jika kamu memiliki pertanyaan spesifik tentang masalah medis apapun.