in ,

WHO Akui Indonesia Mampu Deteksi Virus Corona Sesuai Standar yang Ditetapkan

Medical Officer dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk wilayah Indonesia Vinod Kumar Bura mengatakan Indonesia mampu mendeteksi virus novel corona 2019 dengan fasilitas yang memadai dan sesuai dengan standar WHO.

CakapCakapCakap People! Wabah penyakit akibat virus corona yang kini telah memiliki nama resmi COVID-19 ini telah membuat 1.000 orang lebih meninggal dunia hingga saat ini dan telah menyebar diberbagai negara. Sejumlah negara telah melaporkan adanya kasus ini, lalu bagaimana dengan Indonesia?

Kesigapan Indonesia dalam mengantisipasi masuknya virus novel corona ke dalam negeri mendapat kredit khusus dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Staf medis digambarkan sedang bekerja di unit perawatan intensif di sebuah rumah sakit Wuhan pada hari Kamis, 6 Februari 2020.

Medical Officer dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk wilayah Indonesia Vinod Kumar Bura mengatakan Indonesia mampu mendeteksi virus novel corona 2019 dengan fasilitas yang memadai dan sesuai dengan standar WHO.

Ia mengatakan, fasilitas yang dimiliki Indonesia sudah baik dan sesuai dengan standar lembaganya.

Sejauh ini, pemerintah telah memiliki 100 rumah sakit rujukan untuk menangani kasus infeksi penyakit baru, seperti virus novel corona. Ratusan rumah sakit tersebut tersebar di seluruh Indonesia.

“Mereka baru saja menguji semua spesimen dari 60 kasus dalam beberapa minggu terakhir dan telah mengonfirmasi bahwa tidak satu pun dari kasus itu positif virus novel corona. Kami sepenuhnya yakin bahwa laboratorium ini mampu untuk mendeteksi virus novel corona,” kata Vinod di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Selasa, 11 Februari 2020, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Dengan fakta tidak ada satu pun dari 60 kasus yang berujung positif di Indonesia, menurut Vinod, membuktikan bahwa negara ini peduli dengan masalah Virus Corona dengan meningkatkan kapasitas untuk penanganan deteksi.

Deteksi Virus Corona di Indonesia Sesuai Standar WHO

Menurut Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, Siswanto, metode pemeriksaan virus novel corona sesuai dengan standar WHO. 

Seorang perawat memberi air kepada seorang pasien di bangsal isolasi di sebuah rumah sakit di Wuhan, Kamis, 6 Februari 2020.

WHO menetapkan untuk uji konfirmasi laboratorium terkait dengan virus corona melalui dua kali pengujian sampel.

Sebanyak empat tahapan yang dilakukan dalam mendeteksi virus corona, yakni menemukan suspect (terduga) yang benar; mengambil spesimen; mentransfer spesimen tersebut melalui “viral transport medium”; hingga melakukan polymerase chain reaction (PCR) menggunakan mesin PCR dengan benar.

Laboratorium untuk deteksi virus itu dilengkapi dengan peralatan memadai dan tenaga ahli yang terampil. 

Fasilitas laboratorium rujukan nasional penyakit infeksi emerging Balitbangkes memiliki alat dan kemampuan untuk melakukan serologis, reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR), sekuensing sanger dan sekuensing next generation, flowcitometri dan mikroskop fluorescens, dan lain-lain.

Fasilitas tersebut mempunyai tingkat keselamatan untuk penanganan agen biologi atau biosafety level 2 dan 3 serta biorepository.

Siswanto mengatakan laboratorium bisa melakukan pengujian spesimen dengan menggunakan mesin PCR dari materi genetik yang terdapat di spesimen yakni RNA.

Petugas kesehatan yang mengenakan pelindung mengevakuasi penduduk dari gedung perumahan umum di Hong Kong. Foto: Tyrone Siu / Reuters

Balitbangkes memainkan peranan melakukan uji konfirmasi lab untuk mendeteksi virus. Sedangkan hasil pengujian laboratorium diserahkan kepada Kementerian Kesehatan.

“Kita adalah rujukan nasional untuk penyakit new emerging dan reemerging. New emerging adalah penyakit baru muncul dan belum muncul sebelumnya dan menyerang manusia,” tuturnya.

Penelitian Harvard University Tentang Penyebaran Virus Corona 

Pernyataan dari Vinod di atas muncul tak lama setelah lima peneliti dari Harvard University melakukan riset terhadap penyebaran virus novel corona.

Dalam jurnal berjudul “Using predicted imports of 2019-nCoV cases to determine locations that may not be identifying all imported cases”,  disebutkan wabah akibat virus corona meningkat drastis hingga mencapai lebih dari 75.000 kasus pada 25 Januari 2020 dan menyebabkan Kota Wuhan diisolasi.

Pada 4 Februari 2020, kasus tersebut menjadi wabah internasional dengan laporan telah terjadi di 28 negara. Salah satu negara yang terindikasi telah terjangkit adalah Indonesia, dengan laporan satu sampai nol kasus.

“Di Indonesia dan Kamboja, yang memiliki penerbangan langsung dari Wuhan selama wabah corona merebak, jumlah kasusnya berada di bawah batas 95 persen PI dan dilaporkan satu sampai nol kasus hingga kini,” demikian tulis hasil riset tersebut.

KANTOR BERITA ANTARA

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Film ‘Knives Out’ Catatkan Pendapatan Lebih dari 300 Juta Dolar Amerika Secara Global

Berhentilah Menjadi Apa yang Dia Inginkan dan Jadilah Dirimu Sendiri