in ,

WHO: Afrika Sedang Bertransisi Keluar dari Fase Pandemi COVID

“Saya percaya bahwa kita sedang bertransisi dari fase pandemi dan kita sekarang perlu mengelola keberadaan virus ini dalam jangka panjang,” kata Dr Matshidiso Moeti dalam briefing media online reguler.

CakapCakapCakap People! Afrika sedang bertransisi keluar dari fase wabah pandemi COVID-19 dan bergerak menuju situasi di mana ia akan mengelola virus dalam jangka panjang, kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di benua itu, Kamis, 10 Februari 2022.

“Saya percaya bahwa kita sedang bertransisi dari fase pandemi dan kita sekarang perlu mengelola keberadaan virus ini dalam jangka panjang,” kata Dr Matshidiso Moeti dalam briefing media online reguler.

“Pandemi bergerak ke fase yang berbeda … Kami pikir kami sedang bergerak sekarang, terutama dengan vaksinasi yang diperkirakan akan meningkat, ke dalam apa yang mungkin menjadi semacam endemik hidup dengan virus,” katanya, seperti dikutip Reuters.

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di pintu masuk gedung WHO, di Jenewa, Swiss, 20 Desember 2021. [Foto: REUTERS/Denis Balibouse]

WHO: ‘Fase Akut’ Pandemi COVID-19 Bisa Berakhir pada Pertengahan Tahun

Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Jumat, 11 Februari 2022, bahwa fase akut pandemi bisa berakhir tahun ini, jika sekitar 70 persen dunia mendapat vaksinasi.

“Harapan kami fase akut pandemi ini akan berakhir tahun ini, tentunya dengan satu syarat, vaksinasi 70 persen (target tercapai) pada pertengahan tahun ini sekitar Juni, Juli,” kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Afrika Selatan, melansir Straits Times.

“Jika itu dilakukan, fase akut dapat benar-benar berakhir, dan itulah yang kami harapkan. Itu ada di tangan kita. Ini bukan masalah kesempatan. Ini masalah pilihan.”

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berbicara dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, 20 Desember 2021. [Foto: REUTERS/Denis Balibouse/File Photo]

Ia mengungkapkan hal itu saat berkunjung ke Afrigen Biologics and Vaccines, yang telah memproduksi vaksin COVID-19 mRNA pertama yang dibuat di Afrika menggunakan data sequence Moderna.

“Kami berharap vaksin ini lebih sesuai dengan konteks penggunaannya, dengan batasan penyimpanan yang lebih sedikit dan dengan harga yang lebih rendah,” kata bos WHO itu.

Vaksin akan siap untuk uji klinis pada bulan November, dengan persetujuan atau izin diharapkan pada tahun 2024.

Afrigen memimpin proyek percontohan ini, yang didukung oleh WHO dan inisiatif Covax.

Sejauh ini, baru 11 persen orang Afrika yang divaksinasi, angka terendah di dunia.

Pekan lalu, kantor WHO di Afrika mengatakan benua itu harus meningkatkan tingkat vaksinasi “enam kali” untuk mencapai target 70 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekjen PBB: Keadilan Dalam Distribusi Vaksin Bisa Akhiri Pandemi COVID-19

Myanmar Minta Bantuan Interpol Perangi ‘Terorisme’ tapi Ditolak!