CakapCakap – Khitan merupakan suatu tradisi yang dilakukan oleh mayoritas orang tua untuk anaknya. Di negara kita, khitan disebut pula dengan sunat. Tradisi tersebut memang identik dengan perintah dari suatu agama tertentu. Namun, di balik perintah berdasarkan agama ternyata juga terdapat manfaatnya bagi kesehatan anak lho Cakap People.
Dulunya khitan tak secanggih sekarang yang bisa menggunakan laser dan mengurangi rasa sakit. Sehingga, agar anak bersedia melakukan khitan maka orang tua perlu memutar otak. Sebab, khitan memiliki peralatan seperti pisau, jarum hingga alat medis lainnya. Tentu baru mendengar alat-alat itu saja anak-anak pasti sudah kalang-kabut. Oleh karenanya, orang tua menghembuskan beragam mitos guna mengusir rasa takut pada anak yang hendak dikhitan. Apa saja mitosnya? Berikut daftarnya!
1. Mengubur bagian kulit pasca khitan
Banyak sekali orang tua yang meminta kulit sisa potongan ini. Alasannya mereka akan membawa pulang guna dikuburkan. Menurut yang mereka percayai, jika kulit ini tak dikuburkan maka bisa mendatangkan kesialan. Padahal, ini hanya kulit biasa yang tak ada kaitannya dengan nasib baik maupun buruk.
2. Bisa tinggi lebih cepat
Tradisi sunat merupakan kegiatan di mana sebagian kulit yang ada pada kemaluan anak dibuang. Ada yang percaya jika tindakan tersebut bisa membantu anak untuk lebih cepat tinggi. Padahal, hal tersebut kurang tepat. Tumbuhnya seorang anak tak dipengaruhi oleh agenda khitan. Melainkan tergantung pada gizi, nutrisi serta gen yang ada pada anak. Apabila hal tersebut terjadi, maka dianggap sebagai kebetulan. Umumnya khitan dilakukan saat usia anak 10 hingga 12 tahun, di mana itu merupakan masa tumbuh-kembang anak. Alhasil, anak tampak cepat tumbuh tinggi pasca khitan.
3. Tak boleh makan telur dan daging
Jika pernyataan yang satu ini dapat dijelaskan secara medis. Di mana telur serta daging memiliki kandungan protein. Malah, mengonsumsi jenis makanan ini bisa membentuk sel baru yang dapat menjaga jaringan rusak. Tetapi, larangan ini muncul akibat adanya anak yang alergi pada bahan tersebut. Bukannya memperlambat penyembuhan luka pasca khitan.
4. Apabila sewaktu khitan menangis, maka kelak akan beristri janda
Mungkin bagi sebagian orang ini merupakan hal yang lucu. Namun, banyak sekali orang tua yang memberikan pernyataan pada anaknya yang hendak dikhitan. Tujuannya agar si anak tidak menangis saat disunat. Padahal menangis boleh saja, asal tak berlebihan. Sebab dapat mengganggu tenaga medis yang bekerja. Mungkin larangan ini tujuannya baik.
5. Pilih hari baik
Bukan hanya menikah yang harus mencari hari baik. Melainkan agenda khitan pun dilakukan dengan mencari hari baik terlebih dahulu. Mayoritas orang Jawa mencari hari baik untuk khitan berbekal hitungan weton, waktu tertentu serta hari-hari baik. Hal ini dilakukan akibat kepercayaan jika khitan tak dilakukan di hari baik maka dampaknya akan buruk. Namun, ini hanyalah mitos belaka. Sebab menurut agama Islam tak ada hari yang dikhususkan untuk melakukan agenda khitan.
Itulah kelima mitos seputar khitan atau sunat yang beredar di tengah masyarakat Cakap People. Sebenarnya jika dilihat dari kacamata medis memang terbilang lucu mitos-mitos tersebut. Namun, kepercayaan yang beredar tersebut seolah sudah melekat erat dengan masyarakat. Jadi sangat sulit untuk ditepiskan.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Wajib Coba! Begini Cara Mudah Hilangkan Noda Tumpahan Minyak di Celana Jeans | Cakap Cakap