CakapCakap – Indonesia beruntung punya banyak sekali karya seni dan budaya yang bisa diterima dan dinikmati oleh banyak kalangan di dunia luar. Jauh dari Indonesia, ternyata karya seni anak bangsa tetap menggema dengan indah dan gagah di negeri orang. Salah satunya yang membuat kita berdecak kagum adalah dikenalnya Wayang Kulit hingga ke negeri Belanda. Selain itu, Cakap People pasti juga tahu bahwa Wayang Kulit sudah dikenal juga di banyak negara di Australia, Eropa, hingga Amerika Serikat. Maka dari itu, aset kebudayaan wayang kulit asal Jawa ini sangatlah dijaga karena menjadi salah satu citra khas bangsa Indonesia.
Baru-baru ini, diadakan pementasan wayang kulit di Aula Nusantara KBRI Den Haag di Belanda. Pertunjukan khas Indonesia sukses menghipnotis dan membawa 150 penonton dalam sebuah suasana sakral khas masyarakat Jawa. Pentas wayang tersebut menampilkan lakon “Ciptaning”, yang secara khusus dibawakan oleh seorang dalang bernama Ki Joko Susilo asal Selandia Baru, dan diiringi oleh pesinden Dòra Györfi dari Budapest.
Selain pertunjukan wayang yang disindeni oleh seorang warga negara Budapest, dalam pertunjukan tersebut juga tampil kelompok kesenian Gamelan Widosari Amsterdam. Dalam kelompok gamelan ini, ada gabungan antara warga negara Indonesia dan warga Belanda yang bergabung dalam pertunjukan yang merdu. Kelompok Kesenian Gamelan Widosari Amsterdam dipimpin oleh Elsje Plantema. Pertunjukan kali ini dibuka secara resmi oleh Wakil Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Fikry Cassidy.
Din Wahid, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Denhaag, dalam keterangannya menyampaikan bahwa Rumah Budaya Indonesia (RBI) adalah badan yang menyelenggarakan agenda ini. RBI berada dibawah naungan KBRI Den Haag, dan secara aktif sudah mengadakan kegiatan budaya yang bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia di negeri Belanda.
Dalam pertunjukan wayang, diceritakan proses pertapaan yang dilakukan oleh Arjuna demi medapatkan sesuatu yang digunakan untuk melawan kemurkaan dunia. Arjuna yang menjadi tokoh utama dalam pertunjukan tersebut adalah seorang ksatria. Dalang Ki Joko Susilo menyampaikan narasi dalam dua bahasa berbeda, yakni bahasa Jawa dan bahasa Inggris.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!