CakapCakap – Cakap People! Warga Palestina pada Selasa, 5 Julii 2022, mengutuk hasil penyelidikan Amerika Serikat (AS) atas pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh.
Abu Akleh, 51 tahun, ditembak mati pada 11 Mei 2022 lalu saat meliput serangan militer Israel di dekat kamp pengungsian di Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Sementara pejabat Palestina dan Al Jazeera menuduh Israel membunuh reporter itu, namun Tel Aviv membantah bertanggung jawab atas tembakan tersebut.
Pada Sabtu, 2 Juli 2022, Otoritas Palestina mengatakan telah menyerahkan peluru yang membunuh Abu Akleh kepada tim Amerika Serikat (AS) untuk melakukan pemeriksaan forensik.
AS pada Senin, 4 Juli 2022, mengatakan bahwa tidak ada “kesimpulan pasti” tentang asal peluru. Namun, disimpulkan bahwa tembakan dari posisi pasukan Israel “kemungkinan bertanggung jawab” atas kematian reporter itu.
“Laporan ini merupakan upaya untuk membebaskan pendudukan (Israel) dari kejahatan atas pembunuhan Abu Akleh,” ujar Shaimaa Marzouq, anggota Forum Jurnalis Palestina, pada konferensi pers di Kota Gaza.
“Laporan ini sama sekali tidak profesional. Ini adalah laporan keamanan yang bersifat politik dan tidak dapat diterima serta membuktikan bias AS terhadap pendudukan Israel,” ungkap dia.
Aktivis hak asasi manusia Salah Abdel-Ati mengatakan laporan AS adalah “upaya untuk menutupi kejahatan pembunuhan Abu Akleh.”
Pada tanggal 26 Mei 2022, Jaksa Agung Palestina Akram al-Khatib mengumumkan bahwa pemeriksaan tubuh Abu Akleh mengkonfirmasi bahwa dia dibunuh oleh proyektil penusuk lapis baja yang ditembakkan langsung ke kepalanya oleh penembak jitu Israel.
Beberapa agen media terkemuka, termasuk Al Jazeera, CNN, Associated Press, Washington Post, dan New York Times, melakukan penyelidikan mereka sendiri, yang semuanya berakhir bahwa Abu Akleh terbunuh oleh peluru Israel.
Itulah informasi tentang warga Palestina yang mengecam laporan Amerika Serikat soal soa kematian jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh.