CakapCakap – Cakap People! Lebih dari 300 warga Brasil turun ke jalan raya utama di Kota Sao Paulo pada hari Minggu, 1 November 2020, untuk memprotes kebijakan gubernur negara bagian João Doria yang mewajibkan imuniasasi warganya dan menguji vaksin potensial yang dikembangkan oleh Sinovac SVA.O, China.
Melansir Reuters, Senin, 2 November 2020, Gubernur João Doria sebelumnya memberikan dukungan yang mewajibkan imunisasi kepada warganya begitu vaksin COVID-19 tersedia. Hal itu diketahui bertentangan dengan Presiden Jair Bolsonaro yang menghendaki bahwa vaksin akan diberikan secara sukarela. Ketua Mahkamah Agung mengatakan bahwa pengadilan akan memutuskan kebijakan akhir dari masalah tersebut.
Sebagaimana diketahui, sejumlah vaksin memang diwajibkan di Brasil, termasuk misalnya vaksin Hepatitis B yang diberikan kepada bayi baru lahir. Brasil sukses besar dengan kampanye vaksinasi besar-besaran di masa lalu, memberantas polio di tahun 1980-an salah satunya.
Di São Paulo, vaksin COVID-19 buatan Sinovac, China, sedang diuji sebagai bagian dari uji klinis fase III dengan dukungan dari pemerintah Doria.
Kementerian kesehatan federal Brasil bulan lalu mengumumkan akan membeli 46 juta dosis vaksin, bergantung pada persetujuan peraturan. Kesepakatan itu telah didukung oleh gubernur negara bagian. Tetapi sehari kemudian Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro mengatakan bahwa Brasil tidak akan membeli vaksin tersebut.
Bolsonaro diketahui cukup vokal menyerang China sejak kampanye pada tahun 2018, karena negara-negara Asia meningkatkan investasi dan pengaruh di Brasil.
Para pengunjuk rasa di São Paulo melakukan aksi untuk mendukung Bolsonaro, dengan satu demonstran memegang papan tanda bertuliskan “Kami bukan kelinci percobaan” dan satu lagi mengenakan masker yang bertuliskan “no vaccine”. Di tengah kepadatan jumlah orang yang aksi, banyak dari pengunjuk rasa yang tidak memakai masker.
“Kami menentang duta besar China yang otoriter João Doria, yang sekarang akan mewajibkan vaksin untuk melawan keinginan kami,” kata pengunjuk rasa, Andre Petros.
“Ini tidak terjadi di mana pun di dunia, bahkan di China.”
Brasil memiliki wabah virus corona terburuk ketiga secara global, dengan telah melaporkan 5,5 juta kasus. Peringkat Brasil hanya di belakang setelah Amerika Serikat dan India, menurut penghitungan Reuters.