CakapCakap – Cakap People! Ketika pandemi virus corona (COVID-19) melanda dunia sejak saat kita memasuki tahun 2020, banyak perubahan yang kita lakukan untuk mencegah dan menghindari penularan virus yang hingga saat ini belum ada obat dan vaksinnya tersebut, seperti melakukan praktik jarak sosial (social distancing) dan tetap tinggal di rumah alias menghindari keramaian dan kerumunan massal.
Tetapi, orang-orang di Washington, Amerika Serikat justru sengaja keluar rumah untuk berbaur dengan orang-orang yang positif COVID-19 dalam sebuah pesta dengan harapan mereka bisa mempercepat proses agar terjangkit virus corona tersebut dan mengatasinya.
Menurut laporan The Straits Times, “Pesta COVID-19” ini diselenggarakan agar orang yang tidak terinfeksi bisa datang dan kemudian terinfeksi dengan keyakinan untuk mendapatkan kekebalan dari virus.
Direktur kesehatan publik untuk Walla Walla County, Meghan Debolt, mengetahui aktivitas dua pihak yang menggelar pesta tersebut di daerah itu baru-baru ini.
Dua orang yang pergi ke salah satu pihak yang dihadiri oleh 20 orang lainnya yang sudah sakit dan dinyatakan positif terkena virus corona. Orang-orang seperti mereka telah menentang upaya pihak berwenang yang berusaha menahan wabah di daerah tersebut.
“Kami ingin bisa mulai membuka kembali komunitas kami,” kata Debolt. “Tetapi jika komunitas kami tidak mempraktikkan jarak fisik (physical distancing) yang tepat dan pedoman jarak sosial (social distancing) dan mereka sengaja mencoba untuk pergi dan terjangkit COVID-19, yang membuat kami masih tak ingin membuka kembali wilayah kami.”
Dia menambahkan bahwa dua orang yang tertular penyakit COVID-19 di salah satu pihak di Walla Walla masih muda dan tidak memerlukan perawatan medis. Mereka berdua mengatakan bahwa mereka pikir mereka bisa pulih dengan cepat dari virus tanpa mengetahui fakta bahwa mereka bisa menularkan dan menyebarkan penyakit itu ke orang lain yang lebih rentan.
“Mereka merasa benar-benar bersalah sekarang, mengetahui bahwa mereka menempatkan keluarga, teman, dan orang lain dalam bahaya,” kata Debolt.
Maksudnya, apakah mereka benar-benar tidak mengetahui bahwa penyakit COVID-19 yang mereka derita bisa menularkan ke orang lain?
Selain itu, sekretaris kesehatan negara, John Wiesman mengatakan bahwa tidak diketahui apakah orang yang pulih dari COVID-19 memiliki perlindungan jangka panjang.
“Perilaku yang tidak perlu semacam ini dapat menciptakan peningkatan yang dapat dicegah dalam kasus-kasus yang selanjutnya memperlambat kemampuan negara kita untuk secara bertahap membuka kembali,” kata Wiesman, dilansir New Straits Times.
“Masih banyak yang kita tidak tahu tentang virus ini, termasuk masalah kesehatan jangka panjang yang mungkin terjadi setelah infeksi.”
Ayolah, Cakap People! Sudah lebih dari lima bulan virus corona ini telah menguasai dunia. Kita tidak membutuhkan lagi kegiatan tidak cerdas yang bisa menjadi sumber penularan dan penyebaran COVID-19 ini, terlebih di tempat-tempat yang sedang berada di puncak wabah.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Bicara dengan Keras dalam Waktu Semenit Bisa Hasilkan Lebih dari 1.000 Tetesan (Droplet) Penuh Virus Corona - CakapCakap