CakapCakap – Wanita mengeluhkan suhu yang terlalu dingin dalam ruangan, sementara pria selalu menang soal pengaturan suhu ruangan. Perdebatan pria dan wanita di kantor soal suhu ruangan yang menggunakan Air Conditioning (AC), kini tampaknya dimenangkan oleh wanita.
Melansir Stylist, Sabtu, 25 Mei 2019, penelitian sebelumnya mengatakan bahwa sebagian besar suhu ruangan di kantor ditetapkan berdasarkan algoritma puluhan tahun lalu yang didasarkan pada “male resting metabolic rates”. Padahal banyak kantor yang memiliki karyawan pria dan wanita. Bahkan, jumlah wanita ada yang mendominasi, tergantung pada perusahaan.
Tetapi, kini ada hasil studi ilmiah baru yang mendukung keinginan para wanita untuk menurunkan suhu udara yang terlalu dingin dalam ruangan. Tentu saja hasil studi ini membuat wanita “menang” dari pria.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa otak wanita sebenarnya bekerja lebih baik di suhu yang lebih hangat, dan peningkatan kinerja kognitif wanita lebih besar daripada penurunan kinerja kognitif pria yang datang dengan bekerja di tempat yang sedikit lebih hangat.
Penelitian di Jerman melibatkan sejumlah orang yang diberi serangkaian tugas penghitungan moneter berdasarkan kinerja. Mereka diminta untuk memasukkan dua angka lima digit tanpa menggunakan kalkulator membuat sebanyak mungkin kata-kata bahasa Jerman dari 10 huruf, dan menjawab tiga pertanyaan refleksi kognitif dalam lima menit. Suhu selama sesi bervariasi antara 16,19 derajat dan 32,57 derajat celsius.
Para penulis penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa “perempuan umumnya menunjukkan kinerja kognitif yang lebih baik pada ruang dengan suhu yang lebih hangat, sementara laki-laki melakukan lebih baik pada suhu yang lebih dingin”.
Mereka melanjutkan: “Pada akhirnya, hasil kami berpotensi meningkatkan pertaruhan termostat, menunjukkan bahwa ini bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi juga tentang kinerja kognitif dan produktivitas.
“Mengingat ukuran efek relatif, hasil kami menunjukkan bahwa di tempat kerja yang berisi wanita dan pria dengan jumlah yang seimbang, suhu ruangan harus ditetapkan secara signifikan lebih tinggi (hangat) dari standar saat ini.”