CakapCakap – Cakap People! Para wanita di beberapa kota Iran melepas dan membakar jilbab mereka untuk memprotes hukum wajib jilbab. Peristiwa itu terjadi di tengah demonstrasi anti-rezim yang dipicu kematian seorang wanita muda dalam tahanan polisi. Pada Selasa, 20 September 2022, unjuk rasa sudah berlangsung lima hari berturut-turut.
Berdasarkan video yang dibagikan di Twitter oleh @1500tasvir seperti dikutip Al Arabiya, protes pecah di puluhan kota di seluruh Iran. Akun itu punya lebih dari 80.000 pengikut dan memposting video protes hasil kiriman warga Iran.
Video menunjukkan wanita melepas jilbab mereka. Dalam beberapa kasus, sebagian membakarnya di beberapa kota. Adegan itu belum pernah terjadi sebelumnya. Iran mewajibkan jilbab bagi wanita sejak tak lama setelah revolusi 1979.
Dalam salah satu video dari utara kota Sari, seorang wanita terlihat menari dengan jilbab di tangannya. Dia kemudian melemparkan jilbabnya ke dalam api dan disorak-sorai oleh para pengunjuk rasa.
Rangkaian protes dimulai setelah Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun, dinyatakan meninggal pada Jumat, 16 September 2022. Amini mengalami koma tak lama setelah dia ditahan oleh polisi moral karena diduga tidak mematuhi aturan jilbab ketat rezim di Teheran pada 13 September 2022.
Aktivis dan pengunjuk rasa mengatakan Amini dipukuli oleh petugas polisi saat ditahan. Perlakuan itu ditengarai menyebabkan luka serius yang menyebabkan kematiannya. Polisi membantah tuduhan tersebut.
Protes juga pecah di dua kota konservatif – Masyhad dan Qom. Mashhad adalah tempat kelahiran Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei dan merupakan rumah bagi kuil Imam Syiah kedelapan. Qom dianggap sebagai “ibu kota agama” Iran karena banyak ulama senior Syiah yang berbasis di sana dan kota ini juga merupakan rumah bagi tempat suci tokoh penting Syiah lainnya.
Dalam satu video dari Mashhad, pengunjuk rasa tampaknya telah menguasai dua mobil polisi. Seorang wanita yang ada di dalam massa berteriak menolak sistem Islam di Iran.
Video dari beberapa kota menunjukkan kendaraan polisi yang rusak serta pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan keamanan. Seperti selama beberapa hari terakhir, pengunjuk rasa di seluruh Iran meneriakkan terhadap Khamenei dan menuntut perubahan rezim.
Satu video dari kota Shiraz menunjukkan pasukan keamanan menembaki orang-orang dan video lainnya menunjukkan pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Kantor berita resmi Iran IRNA melaporkan protes hari Selasa tetapi meremehkan ukuran dan signifikansinya. Laporan-laporannya juga cenderung menuduh pengunjuk rasa merusak properti publik.
Kematian dan Penangkapan
Gubernur provinsi Kurdistan Iran pada Selasa, 20 September 2022, mengkonfirmasi kematian tiga orang selama protes. Pemerintah meminta pertanggungjawaban demonstran anti-rezim.
Di hari yang sama, Gubernur Teheran mengatakan pasukan keamanan menangkap beberapa warga negara asing selama protes di ibukota. Pihaknya menuduh dinas intelijen asing terlibat dalam kerusuhan yang sedang berlangsung di negara itu.
Pertentangan Diplomatik
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Naser Kanani pada Selasa mengutuk apa yang dia gambarkan sebagai “sikap intervensionis” oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa mengenai kematian Amini.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken sebelumnya pada Selasa meminta Teheran untuk mengakhiri penganiayaan sistemik terhadap perempuan dan mengizinkan protes damai.
Uni Eropa telah mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin bahwa apa yang terjadi pada Mahsa Amini tidak dapat diterima dan bahwa para pelaku pembunuhan ini harus bertanggung jawab.