Beberapa waktu belakangan ini, akupuntur lebah menjadi populer sebagai pengobatan alternatif yang diklaim mampu mengobati berbagai macam penyakit. Nggak cuma di Indonesia, akupuntur lebah ini juga populer di berbagai negara. Namun kabar kurang sedap muncul di Spanyol saat seorang wanita berusia 55 tahun dikabarkan meninggal setelah melakukan terapi akupuntur lebah ini.
Peneliti dari Ramon Y Cajal University Hospital, Paula Vaques-Revuelta dan Ricardo Madrigal-Burgaleta mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada wanita ini dan efek buruk akupuntur lebah yang sebenarnya. Wanita paruh baya itu telah rutin melakukan akupuntur lebah selama dua tahun terakhir setiap sebulan sekali. Alasannya karena dia ingin memperbaiki kontraksi otot dan mengurangi stress. Memang nggak ada catatan riwayat penyakit yang membuat terapi ini beresiko, tapi saat menjalani terapi terakhir, dia merasakan sesak napas dan kehilangan kesadaran saat disengat lebah hidup.
Ternyata wanita ini memiliki alergi terhadap sengatan lebah dan telah mengalami alergi berkali-kali setiap melakukan terapi. Hal ini yang membuat alergen mendapatkan peningkatan resiko alerginya ke taraf yang lebih berbahaya. Setelah diberikan adrenalin dan antihistamin, wanita ini nggak bisa diselamatkan karena kerusakan beberapa organ tubuh.
Sebenarnya belum ada penelitian yang mengungkapkan keberhasilan terapi ini untuk menyembuhkan penyakit. Karena beberapa kasus negatif tentang metode akupuntur lebah ini pun udah sering terjadi. Apalagi pengobatan dengan menggunakan lebah ini membuat populasi lebah berkurang karena setelah lebah mengeluarkan sengatannya, lebah akan mati. Banyak pihak yang sedang mengkaji ulang tentang terapi akupuntur ini dari segi keberhasilan hingga dampaknya pada populasi lebah di masa depan.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Presiden Meninggal, Semua Diskotik di Vietnam Harus Tutup! | Cakap Cakap