CakapCakap – Wali Kota Kyoto Jepang, Daisaku Kadokawa mendesak Kim Kadarshian mempertimbangkan kembali merek dagang pakaiannya yang bernama Kimono.
Independent melaporkan, bintang reality ini mengeluarkan merek dagang ‘Kimono Intimates’ tahun lalu, yang memicu pertikaian budaya. Orang-orang menuduh Kim tidak peka terhadap sejarah dan tradisi Jepang.
https://www.instagram.com/p/BzIjXc8g9VR/?igshid=1qj1mpof9bmec
Kini, Kadokawa telah menulis surat terbuka untuk Kim yang mengungkapkan bahwa kimono adalah hasil dari keahlian dan benar-benar melambangkan rasa keindahan, semangat dan nilai-nilai Jepang.
Lebih lanjut, Kadokawa mengatakan kimono adalah pakaian populer di jalan-jalan Kyoto yang dikenakan oleh turis dan penduduk lokal. “Hal itu membuktikan kimono dicintai oleh orang-orang dari seluruh dunia dan tidak boleh dimonopoli,” kata Kadokawa.
Surat itu diterbitkan di situs website resmi kota Kyoto. Di akhir surat Kadokawa mengundang Kim Kardashian untuk mengunjungi Kyoto.
“Banyak budaya Jepang termasuk kimono telah dihargai, untuk mengalami esensi budaya kimono dan memahami pikiran kami,” kata Kadokawa lewat surat tersebut.
Kim Kadarshian West belum memberikan tanggapan atas surat tersebut. Tetapi membahas kontroversi dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh The New York Times pada Kamis, 27 Juni, merek dagang tersebut ditujukan pada keindahan dan detil yang disengaja untuk membuat kimono tradisional.
https://www.instagram.com/p/BxhpTzkAW9s/?igshid=ms2xl78lvmdy
Kim mengaku memiliki rasa hormat yang dalam terhadap pentingnya kimono dalam budaya Jepang dan tidak memiliki rencana untuk merancang atau melepaskan pakaian yang menyerupai atau menghormati pakaian tradisional. Namun, Kadarshian juga menegaskan dia tidak berniat mengubah nama merek pakaiannya.
Koleksi Kimono Intimates dalam warna nude telah diumumkan pada Selasa, 25 Juni 2019. Koleksi tersebut langsung menghadapi kritik langsung di media sosial untuk namanya.
Garis tubuh Kadarshian juga memicu perdebatan. Publik mempertanyakan apakah dia mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis.
Perempuan kelahiran 1980 ini sebelumnya telah dituduh melakukan perampasan budaya pada April lalu ketika menghadiri pertujukan Sunday Service Kanye West di Coachella. Ia mengenakan maang tikka atau hiasan kepala tradisional India yang banyak dianggap ofensif.