CakapCakap – Perkembangan media sosial di era digital saat ini memang sangat luar biasa. Semua orang pun bisa berbagai informasi dengan cepat melalui berbagai platform media sosial, seperti yang Cakap People juga rasakan. Namun, terkadang tidak semua informasi yang dibagikan di media sosial itu bisa dipastikan kebenarannya. Banyak sekali ditemukan kabar bohong atau berita palsu, alias hoax di media sosial, termasuk pula konten-konten negatif yang sepertinya sengaja disebarkan.
Makanya, masyarakat harus cerdas dalam menggunakan media sosial, agar tak terpengaruh dengan informasi-informasi tidak benar, yang bahkan dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa itu. “Mari berikan kontribusi untuk perdamaian. Ini penting agar perdamaian di NKRI bisa terus terjaga dengan baik. Masyarakat tidak mudah diadu domba. Harus membuat media sosial ramah. Bersihkan konten berbau kebencian, permusuhan dan konflik dari media sosial,” ungkap Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Siti Musdah Mulia, dilansir oleh Merdeka.com.
Menurutnya, penyebaran hoax melalui media sosial tampak semakin gencar dilakukan kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab. Masyarakat pun dengan mudah terprovokasi tanpa melihat data dan fakta yang ada. Dirinya meminta pada masyarakat ketika menerima informasi baik dalam bentuk meme, video, dan pernyataan, sebaiknya mencermati apa benar atau tidak. Selain itu, masyarakat juga jangan mudah membagikan konten yang tak jelas asal usulnya. “Daripada kita membuat bahaya lebih baik meredamnya,” tambah wanita yang juga merupakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) pada tahun 2017 lalu menemukan fakta bahwa media sosial menjadi sumber utama peredaran hoax di Indonesia. “Hoax sengaja dibuat untuk memengaruhi opini publik dan kian marak lantaran faktor stimulasi seperti sosial politik dan SARA. Hoax ini juga muncul karena biasanya masyarakat menyukai sesuatu yang heboh,” ungkap Ketua Umum Mastel Kristiono memberikan keterangan, dilansir oleh Liputan6.com.
Sebanyak 92,4 persen responden menyatakan hoax paling sering ditemukan di media sosial, disusul oleh aplikasi pesan singkat seperti Line, WhatsApp atau Telegram sebanyak 62,8 persen. Mulai sekarang cek dan ricek dulu sebalum berbagi informasi di media sosial ya, Cakap People!