CakapCakap – Cakap People! Seorang warga asli Wuhan, sebuah kota di China yang tengah dilanda wabah virus corona, mengatakan bahwa dirinya memanjat pipa berkarat ke balkon lantai tiga sebuah apartemen untuk mendapatkan akses masuk ke rumah pasangan setengah baya.
Dilansir dari The New York Post, Selasa, 4 Februari 2020, pria berusia 43 tahun yang diketahui menggunakan nama Lao Mao itu bukan “pencuri rumah biasa” — misinya adalah memberi makan dua kucing kelaparan yang terperangkap di rumah tersebut selama 10 hari.
Dia menemukan hewan itu berada di bawah sofa yang sedang sekarat kelaparan. Lao Mao menghubungi pemiliknya, yang bersedih dan menangis di video call saat melihat hewan peliharaan mereka.
Awalnya, pemilik kucing tersebut sedang bepergian selama tiga hari ke utara tetapi tidak dapat kembali, karena adanya larangan dan pembatasan perjalanan setelah wabah virus, yang telah merenggut nyawa lebih dari 400 orang di China.
Mereka mengetahui tentang Lao Mao, atau “Kucing Tua” sebagaimana teman-temannya memanggilnya, dari media sosial dan mengirim pesan kepadanya, dan memohon bantuan untuk kucing mereka.
Wuhan — kota pusat wabah virus corona yang diyakini pertama kali muncul akhir tahun lalu, telah diisolasi sejak 23 Januari 2020 — ketika puluhan juta orang di seluruh China mulai bepergian untuk liburan Tahun Baru Imlek.
Walikota Wuhan mengatakan pada konferensi pers baru-baru ini bahwa 5 juta orang telah meninggalkan kota menjelang musim perayaan Imlek.
Kondisi kota Wuhan yang terisolasi itu telah membuat hingga 50.000 hewan peliharaan ditinggal sendirian di rumah pemiliknya di Wuhan, demikian menurut perkiraan Lao Mao, berdasarkan jumlah orang yang meninggalkan kota di provinsi Hubei itu.
“Para sukarelawan di tim kami, termasuk saya, telah menyelamatkan lebih dari 1.000 hewan peliharaan sejak 25 Januari,” kata Lao Mao, yang menolak untuk mengungkapkan nama aslinya karena ia tidak ingin keluarganya tahu bahwa ia keluar dan berkeliling di kota.
“Ponsel saya tidak pernah berhenti berdering hari ini. Saya hampir tidak tidur,” ucap Lao Mao.
Tanpa pertolongan mereka, hewan peliharaan itu akan mati kelaparan. Banyak pemilik, baik yang di karantina atau terdampar di provinsi dan negara lain, telah mencari bantuan dari pecinta hewan seperti Lao Mao di media sosial.
“Perkiraan konservatif saya adalah bahwa sekitar 5.000 masih terjebak dan mereka mungkin mati kelaparan dalam beberapa hari mendatang,” kata Lao Mao.
Hewan-hewan di beberapa bagian China juga terperangkap dalam desas-desus palsu bahwa hewan peliharaan memperburuk penyebaran virus.
Menurut kelompok pecinta hewan, jumlah hewan peliharaan yang ditinggalkan meningkat dalam sepekan terakhir, sementara hewan peliharaan yang tewas akibat adanya isolasi kota itu telah beredar di internet.
Suichang, sebuah daerah kecil di Zhejiang, provinsi kedua setelah Hubei dengan infeksi terbanyak, pada hari Jumat memerintahkan warga untuk merawat dan menjaga anjing peliharaan mereka di rumah. Anjing yang ditangkap di depan umum akan dimusnahkan, kata pemerintah daerah.
Banyak orang di Beijing dan Shanghai juga bergegas membeli masker untuk anjing mereka dengan keyakinan keliru bahwa hewan peliharaan bisa menularkan virus.
“Saya khawatir tentang anjing saya dibenci oleh lingkungan,” kata Beijing Fengyun, yang memiliki pudel.
“Saya belum menemukan masker hewan peliharaan, jadi saya membuatnya sendiri dengan cangkir kertas.”
3 Comments
Leave a Reply3 Pings & Trackbacks
Pingback:Tunjukkan Angka 24.589 Kematian Akibat Virus Corona, Tencent Diduga Tak Sengaja Bocorkan Data yang Sebenarnya - CakapCakap
Pingback:Warga Amerika Serikat Meninggal Akibat Virus Corona, Jadi Kematian Orang Asing Pertama - CakapCakap
Pingback:Anjing Pomeranian Milik Pasien Virus Corona Ini Bakal Jadi Kasus Pertama Jika Dinyatakan Positif - CakapCakap