CakapCakap – Cakap People! Kecemasan meningkat di Wuhan ketika kota di China ini dikunci dari berbagai akses dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran virus mematikan yang telah menewaskan 17 orang.
Dilansir dari BBC, Kamis, 23 Januari 2020, pihak berwenang telah menangguhkan penerbangan keluar, kereta tujuan ke kota, serta bus, kereta bawah tanah dan feri. Warga setempat telah diberitahu untuk tidak meninggalkan kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang tersebut.
Menyuarakan kecemasan tentang kekurangan makanan, seseorang mengatakan itu terasa seperti “akhir dunia”.
Seperti diketahui, ada lebih dari 500 orang yang dikonfirmasi terinfeksi virus yang telah menyebar ke luar negeri itu. Para pejabat di Hong Kong melaporkan dua kasus pertama dari virus corona pada hari Rabu dan satu kasus dilaporkan di kota Makau terdekat.
Penguncian di wilayah Wuhan terjadi ketika jutaan orang Tiongkok di bagian lain China bepergian ke seluruh negeri untuk liburan Tahun Baru Imlek mendatang.
Warga Wuhan lainnya mengatakan di situs media sosial Weibo bahwa mereka berada di “ambang tangisan” ketika mereka mendengar tentang penutupan akses.
Semua penerbangan keluar dari Wuhan telah ditangguhkan pada hari Kamis, 23 Januari 2020. Sejumlah penerbangan yang masuk tampaknya masih beroperasi, meskipun banyak penerbangan telah dibatalkan.
Singapore Airlines, maskapai penerbangan murah Scoot, yang mengoperasikan penerbangan harian antara Singapura dan Wuhan, Kamis hari ini telah membatalkan penerbangan pada rute tersebut.
Pada hari Kamis, 23 Januari 2020, Komisi Kesehatan Nasional China merilis rincian 17 korban meninggal akibat virus corona. Korban termuda adalah 48 tahun dan yang tertua adalah 89 tahun.
Kebanyakan dari mereka adalah orang tua dan menderita penyakit kronis lainnya termasuk penyakit Parkinson dan diabetes. Semua korban jiwa sejauh ini adalah di Hubei, provinsi di sekitar Wuhan.
Sementara itu, setelah seharian melakukan pertemuan di Jenewa, komite darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan belum mengumumkan “darurat global” terkait virus baru itu.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Ghebreyesus mengatakan masih diperlukan lebih banyak informasi tentang penyebaran infeksi virus itu. Komite ahli kesehatan akan bertemu lagi pada hari Kamis.
Keadaan darurat global adalah tingkat alarm tertinggi yang dikeluarkan oleh WHO dan sebelumnya telah digunakan sebagai respons terhadap flu babi, virus Zika dan Ebola.