CakapCakap – Cakap People! Karena jumlah infeksi virus corona terus bertambah, jutaan orang diisolasi di Wuhan — pusat penyebaran — untuk mencegah penularan. Tetapi, dalam masa isolasi ini beberapa orang bertekad untuk membangkitkan semangat dan menguatkan satu sama lain.
Para Tetangga Menebar Semangat dan Menghibur
Dilansir dari BBC, Selasa, 28 Januari 2020, wabah virus corona mematikan itu terjadi saat China merayakan salah satu tanggal terpenting dalam kalendernya yaitu Tahun Baru Imlek.
Bayangkan Natal dan Thanksgiving semuanya digulung menjadi satu — biasanya waktu yang dipenuhi dengan banyak kegembiraan. Bagi banyak orang, ini satu-satunya kesempatan dalam setahun mereka harus bertemu dengan keluarga mereka dan bertukar hadiah makanan dan uang.
Sebaliknya, di momen Tahun Baru Imlek, orang-orang di Wuhan diminta untuk tinggal di rumah untuk meminimalkan penyebaran virus. Tetapi penghuni di blok apartemen menemukan cara kecil untuk menghibur satu sama lain.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan orang-orang meneriakkan kalimat “Wuhan jiayou” keluar dari jendela apartemen mereka — kalimat itu secara kasar bisa diterjemahkan menjadi “Tetap kuat Wuhan” atau “Teruslah berjalan Wuhan”.
Ungkapan kalimat penyemangat tersebut bergema di seluruh blok dan warga bisa mendengar itu dan terdengar bersorak di latar belakang.
Netizen Juga Menghibur Secara Online
Di situs media sosial Weibo, kalimat “Wuhan jiayou” telah menjadi tren.
Banyak di berbagai bagian negara itu memposting ungkapan solidaritas untuk Wuhan — di mana sebagian besar kematian akibat virus telah terjadi.
“Kita akan melewati ini. Wuhan jiayou, seluruh negara mendukungmu,” kata salah satu komentar di Weibo.
Lebih dari seratus orang — kebanyakan di Wuhan — kini telah meninggal akibat wabah yang telah menyebar ke seluruh Tiongkok dan internasional.
Meskipun ada banyak ketakutan dan kemarahan pada pihak berwenang di media sosial di China, namun media pemerintah telah menyoroti tindakan baik dan kisah-kisah warga yang bersatu di Wuhan.
Pemilik Restoran Menyumbangkan 200 Kotak Makan Siang Gratis untuk Tim Medis
Seorang pemilik restoran baru di Wuhan menghabiskan festival Tahun Baru Imlek dengan mengepak makanan untuk para pekerja medis di kota itu, menurut outlet berita pemerintah Changjiang Daily.
Seorang warga bernama Li Bo telah membuka restoran di kota Wuhan sebulan yang lalu. Dia menjual mobilnya dan meminjam uang untuk modal restorannya.
Tetapi sebelum pria berusia 36 tahun itu bisa memulai usahanya dengan baik, wabah virus corona itu menghantam —meninggalkan jalanan kota kosong dan restorannya sepi.
“Saya panik. Saya berbaring di rumah khawatir tentang bagaimana saya akan membayar kembali pinjaman,” katanya kepada Changjiang Daily.
“Tapi kemudian saya melihat [berita] tentang bagaimana staf medis di rumah sakit berjuang dan saya merasa sudah saatnya saya bertindak. Saya ingin melakukan bagian saya, tidak peduli seberapa kecilnya.”
Menurut sebuah laporan oleh situs berita Beijing News, beberapa rumah sakit di Wuhan telah mengalami kekurangan makanan. Dua warga yang tinggal di Wuhan sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa orang-orang di kota itu berusaha menimbun makanan.
Li Bo bersama koki-nya menghabiskan berhari-hari membeli bahan-bahan dan memasak makanan yang cukup untuk dimasukkan ke dalam 200 kotak.
Dia mengatakan kepada kantor berita pada 26 Januari bahwa dia sedang dalam proses mengumpulkan kotak yang cukup untuk mengemas makanan. Ia menambahkan bahwa makanan itu akan dikirim untuk staf medis di Rumah Sakit Xiehe Wuhan.
“Saya ingin melakukan yang terbaik untuk untuk [memastikan] staf medis makan makanan panas. Saya berharap mereka mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan dan itu akan meningkatkan kekebalan mereka,” katanya kepada surat kabar itu, menambahkan bahwa ia berencana untuk melanjutkan pengiriman makanan selama dia mampu.
“Aku harap kota yang kita cintai segera membaik,” ucapnya.
Warga Desa Menyumbangkan 15.000 Masker
Ketakutan akan virus corona telah membuat ribuan orang di seluruh negeri berbondong-bondong untuk membeli masker wajah —memicu kekurangan masker di beberapa tempat.
Masker telah menjadi komoditas yang sangat berharga sehingga banyak orang di Weibo bergurau bahwa mereka lebih suka menerima masker wajah daripada hadiah uang khas yang diberikan selama Tahun Baru Imlek.
Seorang penduduk desa di Changde, provinsi tetangga Hubei tempat Wuhan berada, memutuskan untuk menyumbangkan hampir 15.000 masker wajah, menurut outlet berita Xiaoxiang Morning Herald.
Warga bernama Hao Jin tahun lalu bekerja di pabrik masker. Dia akhirnya mengundurkan diri dari pekerjaan itu tetapi perusahaan tidak mampu membayar gajinya. Dia malah diberi 15.000 masker — senilai 20.000 yuan (USD2.883) sebagai bentuk kompensasi.
Dia membawa pulang masker itu ke rumah dan melupakannya sampai dia mendengar berita tentang kekurangan masker.
“Saya pikir saya akan menyumbangkan makser yang saya miliki kepada mereka yang membutuhkan, saya berharap masker itu bisa lebih bermanfaat dan bernilai bagi orang lain,” katanya.
Dia menyimpan beberapa masker untuk keluarganya, dan membagikan sebagian kepada orang-orang di desanya sebelum menyumbangkan sisanya kepada orang-orang di daerahnya.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Wow! Xiaomi Ciptakan Fitur Khusus untuk Deteksi Virus Corona - CakapCakap