CakapCakap – Cakap People! Meskipun pandemi virus corona (COVID-19) sudah menjadi berita utama sejak Januari 2020, yang kita tahu tentang virus baru yang mematikan itu adalah bahwa virus tersebut sangat menular. Namun, SARS-CoV-2 RNA (kode genetik untuk virus yang menyebabkan COVID-19) ini ternyata telah ditemukan berada dalam air mani atau sperma pasien COVID-19.
Sebuah penelitian kecil dilakukan di China dengan melibatkan 38 pasien yang menjalani perawatan COVID-19 parah di Rumah Sakit Kota Shangqiu di provinsi Henan.
Science Alert melaporkan pada Jumat, 8 Mei 2020, hasil penelitian itu menunjukkan bahwa RNA SARS-CoV-2 ditemukan dalam sampel semen atau sperma yang disediakan oleh enam dari 38 pasien dalam penelitian ini. Sebanyak 15 pasien menyediakan sampel semen selama fase akut penyakit mereka dan 23 pasien lainnya mengumpulkan sampel mereka begitu setelah pulih atau sembuh dari virus corona.
Empat pasien di antara 15 yang mengalami fase akut COVID-19 memiliki air mani (sperma) yang mengandung virus. Adapun 23 pasien yang pulih, virus dapat ditemukan dalam dua sampel semen pasien ini.
Penting untuk dicatat bahwa studi khusus ini mengumpulkan sampel semen (sperma) selama pasien menderita penyakit COVID-19 dan segera setelah dinyatakan pulih dari virus tersebut.
Semua sampel sperma yang ditemukan memiliki viral load RNA yang berasal dari pasien COVID-19 yang pulih yang menyediakan sampel dalam dua hingga tiga hari setelah pemulihan. Disebutkan juga bahwa hasilnya tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan waktu pengambilan sampel.
Memperhatikan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, hasil studi itu menyarankan bahwa keberadaan viral load RNA dalam sperma pasien tidak selalu menunjukkan adanya virus menular. Oleh karena itu, penting untuk menunjukkan apakah virus infeksi juga dapat diisolasi dari sperma pasien dan penyintas SARS-CoV-2.
Jika virus dapat diisolasi dari sperma, apa yang perlu dilakukan para ilmuwan selanjutnya adalah untuk mengetahui apakah SARS-CoV-2 hanya dapat ditemukan dalam semen pasien dengan penyakit COVID-19 yang parah, atau jika tingkat virus yang signifikan juga dapat terdeteksi dalam semen pasien dengan penyakit ringan, serta orang tanpa gejala.
Artikel studi itu juga menunjukkan bahwa hanya akan ada kemungkinan penularan COVID-19 secara seksual jika virus tersebut bertahan di testis untuk periode waktu yang lama. Dengan skenario ini, dimungkinkan bagi para penyintas COVID-19 menularkan virus secara seksual bahkan setelah mereka pulih.
Oleh karena itu, agar aman, para ilmuwan mendesak orang-orang yang sembuh dari COVID-19 untuk menggunakan kondom sampai penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mengklarifikasi berapa lama virus infeksi itu bisa bertahan dalam semen atau sperma.
Cakap People! Apapun itu, apakah virus corona akan ditularkan melalui kontak seksual atau tidak, yang terbaik adalah memakai perlindungan dan melakukan hubungan seks yang aman!
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Studi Baru: 99,8 Persen Pasien COVID-19 yang Sembuh Punya Antibodi Virus Corona, Apa Itu Antibodi? - CakapCakap
Pingback:Pasien COVID-19 Tanpa Disadari Alami Silent Hypoxia, Ini Penjelasannya! - CakapCakap