CakapCakap – Cakap People! Varian COVID-19 Delta dan Kappa telah melonjak di Italia dalam sebulan terakhir, menyumbang hampir 17 persen dari total kasus COVID-19. Demikian diungkapkan lembaga kesehatan nasional ISS, Jumat, 25 Juni 2021.
Varian Delta, yang awalnya terdeteksi di India, menjadi dominan, katanya.
“Kasus varian Kappa dan Delta…naik dari 4,2% pada Mei menjadi 16,8% pada Juni”, berdasarkan data yang diambil pada 21 Juni, kata institut tersebut, seperti dikutip Reuters.
“Pemantauan epidemiologi kami menunjukkan gambaran yang berkembang pesat yang menegaskan bahwa juga di negara kami, seperti di seluruh Eropa, varian virus Delta menjadi dominan,” Anna Teresa Palamara, direktur Departemen Penyakit Menular ISS, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Varian virus corona Alpha tetap menjadi yang paling luas di Italia, mewakili 74,9% kasus, kata institut itu.
Italia telah mencatat 127.380 kematian terkait dengan COVID-19 sejak muncul pada Februari tahun lalu, jumlah korban tertinggi kedua di Eropa setelah Inggris dan kedelapan tertinggi di dunia. Negara ini telah melaporkan 4,26 juta kasus hingga saat ini.
Kasus virus corona kini terus menurun selama berminggu-minggu. Penghitungan harian infeksi baru turun menjadi 927 dari 951 pada Kamis, 24 Juni 2021, kata Kementerian Kesehatan Italia, sementara kematian terkait virus corona adalah 28 berbanding 30 sehari sebelumnya.
Lebih dari 180,33 juta orang di seluruh dunia telah dilaporkan terinfeksi oleh virus corona baru dan 4.064.046 telah meninggal usai terjangkit virus yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 tersebut, menurut penghitungan Reuters.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Italia melakukan pelonggaran pembatasan COVID-19 pada Senin, 26 April 2021 lalu, ketika Perdana Menteri Mario Draghi meluncurkan rencana besar-besaran yang didanai Uni Eropa yang menurutnya akan membentuk masa depan negara yang dilanda krisis.
Melansir The Straits Times, setelah berbulan-bulan pembatasan stop-start diberlakukan untuk mengelola gelombang kedua dan ketiga COVID-19, Italia berharap pelonggaran terbaru ini akan menandai dimulainya sesuatu seperti musim panas yang normal.
Draghi mengakui telah mengambil “risiko yang diperhitungkan” dengan pembukaan kembali tersebut, karena tingkat infeksi telah menurun.