CakapCakap – Cakap People! Usus halus perempuan ternyata lebih panjang daripada pria. Tambahan panjang usus halusnya itu kemungkinan telah menolong perempuan menyerap lemak dan nutrisi lain lebih baik, yang diperlukannya saat sedang hamil dan menyusui.
“Usus halus adalah seluruhnya tentang penyerapan, penyerapan, dan penyerapan,” kata Amanda Hale dari Departemen Ilmu Biologi, North Carolina State University, Amerika Serikat. “Ini adalah di mana Anda mendapatkan sebagian besar nutrisi dari apapun yang telah Anda makan.”
Menurut Hale, kelas-kelas anatomi kerap mengabaikan perbedaan individual dan lebih fokus ke organ-organ hanya berdasarkan deskripsi dalam buku teks. Padahal informasi perbedaan-perbedaan individual, dia menambahkan, bisa membantu keputusan layanan kesehatan.
“Selama ini ada semacam pendekatan baku yang berpusat kepada rata-rata atau apa yang paling banyak dialami orang-orang,” kata Hale, “Itu berbeda dari pengobatan individual, di mana Anda mencari tahu apakah seseorang memiliki hal spesifik dari sistem pencernaannya yang mungkin menyebabkan sakitnya dan tidak sesuai dengan status quo.”
Mencermati kalau perbedaan-perbedaan penting itu mungkin tak terdeteksi, Hale mengukur dan saling membandingkan organ-organ pencernaan yang ada pada 21 jasad perempuan dan 24 jasad laki-laki.
Ahli biologi ini meneliti bersama Erin McKenney – juga dari North Carolina State University – dan koleganya yang lain pada 45 mayat manusia yang telah disumbangkan kepada Duke University School of Medicine, Durham.
Mereka menemukan kalau rata-rata usus halus pada jasad laki-laki memiliki panjang sekitar 4 meter. Sedangkan usus halus yang ada pada jasad perempuan terukur seluruhnya sekitar 30 sentimeter lebih panjang lagi. Sebuah analisis statistik menduga selisih panjang itu bukanlah temuan yang kebetulan.
“Jika [usus halus perempuan] lebih panjang dan lebih luas permukaannya, itu berarti mereka dapat menyerap lebih banyak dari segala yang telah mereka santap,” kata Hale. Dia menambahkan, “Itu sangat mungkin berelasi dengan reproduksi.”
Meski begitu, perbedaan anatomis ini kemungkinan tak sepenuhnya menerangkan kenapa beberapa kondisi gastrointestinal (sakit pencernaan) lebih jamak terjadi di satu jenis kelamin daripada yang lain.
Klik DI SINI untuk melanjutkan membaca, Cakap People!