CakapCakap – Cakap People! Lebih dari 2.000 warga sipil Ukraina tewas sejak Rusia melancarkan perang Kamis pekan lalu, kata Layanan Darurat Negara Ukraina pada Rabu.
“Rusia menghancurkan infrastruktur transportasi, rumah, rumah sakit dan taman kanak-kanak,” kata layanan itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip kantor berita Anadolu Agency.
“Selama waktu ini, lebih dari 2.000 orang Ukraina tewas, tidak termasuk para pendukung kami.”
Dia menambahkan bahwa layanan tersebut berhasil menyelamatkan lebih dari 150 orang pada Rabu, memadamkan lebih dari 400 kebakaran yang terjadi setelah tembakan rudal musuh, dan mengevakuasi lebih dari 500 orang. Ahli penjinak bom juga menetralkan 416 alat peledak.
Sepuluh penyelamat tewas dan 13 terluka dalam proses itu, kata pernyataan itu.
Pengumuman itu dilakukan menjelang putaran kedua perundingan damai Rusia-Ukraina. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin.
Perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menimbulkan kemarahan internasional di mana Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Inggris, menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.
Banyak negara juga memberikan dukungan kepada Ukraina dengan senjata, menutup wilayah udara mereka untuk maskapai Rusia, dan memblokir media milik pemerintah Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin Izinkan ‘Operasi Militer Khusus’ Lawan Ukraina
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan “operasi militer khusus” melawan Ukraina pada Kamis pagi, 24 Februari 2022. Ia menyebut bahwa Ukraina menjadi ancaman serius dan operasi itu untuk menghilangkan apa yang disebutnya ancaman serius tersebut, dengan mengatakan tujuannya adalah demiliterisasi tetangga selatan Rusia itu.
Dalam pidato pagi di televisi pemerintah, Putin mengatakan bahwa dirinya tidak punya pilihan selain melancarkan operasi tersebut, di mana cakupannya tidak segera jelas tetapi tampaknya operasi itu lebih dari sekadar membantu separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur, Reuters melaporkan.
“Saya telah memutuskan untuk melakukan operasi militer khusus,” kata Putin, yang tampak duduk menghadap sebuah meja di Kremlin di sebelah deretan telepon, dengan bendera Rusia di belakangnya.
“Tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida… selama delapan tahun terakhir. Dan untuk ini kami akan berjuang demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
“Dan untuk membawa ke pengadilan mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk terhadap warga Federasi Rusia.”
Ukraina telah menolak tuduhan Rusia tentang genosida terhadap orang-orang yang tinggal di bagian timurnya yang direbut oleh separatis yang didukung Rusia pada tahun 2014. Kyiv mengatakan Putin sedang mencari dalih buatan untuk menyerangnya.
Pengumuman kepala Kremlin itu menyusul seruan dari separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur yang meminta bantuan militer melawan apa yang mereka katakan sebagai agresi Ukraina yang berkembang.
Kyiv telah membantah agresi semacam itu.