Ada nggak teman-teman CakapCakap yang berasal dari Bugis atau Sulawesi? Atau pernah pacaran sama orang Bugis. Kalau iya, pastinya nggak asing lagi sama istilah uang Panaik atau Panai dalam adat pernikahan asli suku Bugis. Uang Panaik mendefinisikan sebuah aturan untuk memberikan harta bendadari pihak cowok ke pihal keluarga wanita untuk melangsungkan pernikahan. Besaran harta yang akan kamu berikan ini tergantung kedudukan dan pendidikan si wanita. Jadi, semakin tinggi pendidikan atau keturunan (ningrat) si wanita, semakin tinggi pula uang panaik yang diberikan.
Aturan ini sudah ada di tradisi suku Bugis sejak lama. Namun, dalam praktiknya, banyak sumber yang menyebutkan bahwa tradisi ini menuai kontroversi karena dianggap sebuah proses ‘membeli’ si wanita. Benarkah seperti itu? Yuk, simak dulu faktanya di CakapCakap!
Uang Panaik atau Panai, diberikan oleh calon suami kepada keluarga calon istri sebelum pernikahan di adat suku Bugis
Sebelum akad atau pengukuhan suami istri, dilakukan tawar menawar tentang jumlah uang panaik yang diberikan. Ukurannya ya sesuai dengan yang diminta. Uang panaik ini berbeda dengan mahar. Kalau mahar ada sendiri. Nah, khusus untuk panaik memang hanya ada di adat pernikahan suku Bugis-Makassar. Jika di suku lain juga ada proses ‘tawar-menawar’ uang sebelum nikah, istilahnya mungkin lain.
Semakin tinggi pendidikan si cewek, makin tinggi uang Panaik yang diberikan. Lulusan S1 tentu berbeda nominal uang panaiknya dengan lulusan S2. Keturunan Ningrat juga tentunya akan berbeda juga!
Fakta lainnya adalah besaran uang Panaik akan ditentukan berdasarkan pendidikan sang wanita yang akan menjadi calon istri. Makin tinggi tingkat pendidikan wang wanita, makin tinggi pula uang Panaik yang diminta. Tradisi ini menyebutkan secara tersirat bahwa kualitas wanita yang akan dinikahi dihargai ‘mahal’. Akibatnya, banyak lelaki Bugis buru-buru melawar sang wanita sebelum lulus kuliah.
Ada lagi juga kalau sang wanita adalah keturunan ningrat. Jika ia diberi gelar tertentu yang menandakan si empunya adalah keturunan raja terdahulu. Kalau namanya saja sudah berbau bangsawan, anggapannya doi punya kualitas tinggi dong! Untuk itu uang Panaik yang diminta juga biasanya lebih banyak. Nah, jadi siap nih menikahi wanita keturunan bangsawand dari Bugis?
Konon, uang Panaik ini adalah simbol dan juga pemacu para cowok-cowok Bugis untuk semangat mencari rejeki untuk calon gadis pujaan
Kenapa ada uang Panaik? Ini karena merupakan simbol adanya perjuangan yang harus dilakukan oleh seorang lelaku untuk mendapatkan cinta gadis Bugis pujaan. Menurut tradisi Bugis, cinta adalah hal yang mahal dan nggak bisa sembarang orang dapatkan. Terlebih jika gadisnya adalah yang punya kualitas tinggi yang diukur dari tingkat pendidikan dan keturunan keluarga. Tak sembarang cantik, tapi juga baik dan berkualitas. Itulah nilai yang diangkat di tradisi Panaik suku Bugis-Makassar.
Nah, demikian soal uang Panaik di suku Bugis-Makassar. Bagaimana? Kamu siap memperistri wanita Bugis? Hmm, kalau sudah cinta mah, mau diapa juga diperjuangkan ya?
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!