CakapCakap – Cakap People! Ketika banyak ahli mempertanyakan kebenaran data statistik China untuk wabah virus corona Wuhan, perusahaan teknologi multinasional terbesar kedua di China, Tencent, pada Sabtu, 1 Februari 2020, tampaknya secara tidak sengaja merilis jumlah korban yang berpotensi terinfeksi dan meninggal dunia.
Angka atau jumlah korban virus corona secara astronomis yang dirilis oleh Tencent itu jauh lebih tinggi daripada angka resmi dari pemerintah China.
Taiwan News melaporkan pada Rabu, 5 Februari 2020, pada Sabtu malam yang lalu (1 Februari), di laman website Tencent yang berjudul “Epidemic Situation Tracker,” menunjukkan angka kasus yang dikonfirmasi dari virus corona novel (2019nCoV) di China yaitu sebanyak 154.023. Jumlah itu 10 kali lebih tinggi jika dibanding data resmi pada saat itu. Sementara itu, jumlah kasus yang dicurigai 79.808, empat kali lebih tinggi dari angka resmi.
Tencent merilis jumlah kasus yang sembuh dari virus corona itu hanya 269 orang, jauh di bawah jumlah resmi yaitu sebanyak 300 hari itu.
Yang paling mengerikan adalah bahwa Tencent menunjukkan jumlah kematian yang terdaftar akibat virus corona adalah sebanyak 24.589 orang, jauh lebih tinggi dari data resmi pada hari itu yang tercatat hanya 300 orang.
Mengejutkannya lagi, beberapa saat kemudian setelah merilis data itu, Tencent memperbarui data tersebut untuk mencerminkan angka “resmi” dari pemerintah hari itu dengan menampilkan 14.446 yang terinfeksi dan 304 meninggal, Taiwan News melaporkan.
Netizen memperhatikan bahwa Tencent setidaknya sudah tiga kali membukukan angka yang sangat tinggi dari virus corona tersebut, lalu dengan cepat menurunkannya ke statistik atau angka yang resmi dari pemerintah.
Netizen juga memperhatikan bahwa setiap kali layar dengan angka besar muncul, jumlah itu menunjukkan perbandingan dengan data hari sebelumnya yang menunjukkan peningkatan inkremental yang “masuk akal”, seperti perbandingan angka resmi.
Peristiwa ini telah membuat sejumlah netizen berspekulasi bahwa Tencent memiliki dua set data, yaitu data nyata dan data “yang diproses”.
Beberapa netizen berspekulasi bahwa masalah coding bisa menyebabkan data “internal” yang sebenarnya muncul secara tidak sengaja. Netizen lainnya percaya bahwa seseorang di belakang layar sedang mencoba membocorkan angka yang sebenarnya.
Namun, data “internal” yang dipegang oleh Beijing mungkin tidak mencerminkan tingkat epidemi yang sebenarnya. Menurut berbagai sumber di Wuhan, banyak pasien virus corona tidak mendapatkan perawatan dan meninggal di luar rumah sakit.
Kekurangan alat tes medis yang parah juga membuat jumlah yang terdata lebih rendah dari kasus infeksi dan kematian yang didiagnosis. Selain itu, ada banyak laporan tentang dokter yang diperintahkan untuk membuat daftar data kematian lain dari virus corona ini untuk menjaga angka kematian secara artifisial rendah.
Updated: Inilah Pernyataan Tencent Tentang Gambar Palsu Epidemic Tracker
Menanggapi laporan ini, Tencent mengeluarkan pernyataan pers yang diterima pada Senin, 10 Februari 2020, selengkapnya sebagai berikut:
Berita Tencent (Epidemic Situation Tracker) melaporkan data real-time dari Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (China’s National Health Commission) dan Juga data dari berbagai Komisi Kesehatan Kota lainnya di seluruh Tiongkok.
Ini merupakan salah satu inisiatif dari Tencent, termasuk “Tencent Health” dan “Rumor Filter”, untuk terus memberikan informasi dan memberikan perkembangan terbaru kepada para penggunanya terkait dengan berita epidemi virus Corona serta mengonfirmasi ulang informasi yang beredar atas fakta yang terjadi di lapangan yang telah disebarkan melalui siaran lebih dari 170 sumber berita resmi di seluruh Tiongkok.
Namun, beberapa sumber media sosial telah mengedarkan foto-foto korban epidemi yang diunduh dari “Epidemic Situation Tracker” dengan disertai informasi palsu yang tidak pernah Tencent publikasikan.
Tencent memanfaatkan teknologi untuk kebaikan dan menyayangkan sikap yang tidak bermoral seperti ini. Tencent tidak akan memaafkan atas penyebaran informasi yang tidak akurat dan berita palsu apapun terutama dalam situasi yang sensitif saat ini.
“Kami berhak melakukan tindakan hukum sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia serta mendesak para pihak yang menyalahgunakan layanan kami untuk segera menghentikan penyuntingan foto-foto dan penyebaran informasi palsu terkait foto-foto hasil penyuntingan tersebut,” bunyi pernyataan Tencent tersebut.
Untuk data real-time, Tencent mengajak para pengguna untuk mengunjungi tautan ini.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Mengharukan, Perawat Ini Hanya Bisa Memeluk Anaknya dari Jauh Karena Terkena Virus Corona - CakapCakap