CakapCakap – Cakap Peolple! Ini adalah waktu yang penuh gejolak bagi tim hukum Donald Trump, dengan mantan presiden tersebut saat ini menjadi subjek tiga penyelidikan kriminal dan 29 tuntutan hukum.
Ditambah lagi, sebuah laporan baru menunjukkan bahwa kekayaan bersih Trump turun 700 juta dolar AS, atau sekitar Rp 20 triliun, selama menjabat sebagai presiden AS, yang sebagian besar penurunan itu dikaitkan dengan pandemi virus corona.
Menyusul hasil pemilu AS 2020, Trump menuduh telah terjadi kecurangan pemilu yang meluas dan bahkan menggugat beberapa negara bagian. Semua klaimnya ditolak oleh pejabat tinggi pemilihan.
Melansir Unilad.co.uk, Sabtu, 20 Maret 2021, Jaksa Wilayah Fulton County Fani Willis sekarang menyelidiki Trump untuk ‘laporan kasus penipuan pemilu’ setelah pembicaraan melalui telepon yang dibocorkan oleh The Washington Post mengungkapkan bahwa Trump telah meminta Brad Raffensperger untuk ‘mendapatkan’ cukup suara negara bagian untuk mendukungnya.
“Yang ingin saya lakukan hanyalah ini. Saya hanya ingin mendapatkan 11.780 suara, di mana ini adalah lebih banyak dari yang kita miliki. Karena kita memenangkan negara bagian,” Trump terdengar berbicara demikian.
Dalam sebuah pernyataan kepada outlet lokal WSBTV, Willis menggambarkan kebocoran tersebut sebagai hal yang ‘mengganggu’. “Siapapun yang melakukan tindak pidana pelanggaran hukum Georgia di yurisdiksi saya akan dimintai pertanggungjawaban,” katanya.
Di Washington DC, Jaksa Wilayah Karl Racine saat ini sedang bekerja untuk menentukan apakah Trump dapat menghadapi tuntutan pidana atas dugaan perannya dalam menghasut kerusuhan di Capitol AS pada 6 Januari 2021 lalu yang telah menewaskan lima orang.
Secara terpisah, jaksa Manhattan sedang melakukan penyelidikan kriminal terhadap keuangan Trump. Baru-baru ini, orang-orang yang mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa para penyelidik telah mengalihkan perhatian mereka pada apakah dia memanipulasi harga Seven Springs Estate miliknya untuk meraup keuntungan pajak yang lebih besar.
Tindakan Trump pada 6 Januari lalu juga membawa kerugian ekonomi.
Menggunakan data dari Billionaire’s Index, ditambah dengan informasi dari pengungkapan keuangan, dokumen pinjaman, dan pengajuan dengan Security Exchange Commission, Bloomberg memperkirakan bahwa kekayaan bersih Trump sebesar 3 miliar dolar AS pada Februari 2016 sekarang menjadi 2,3 miliar dolar AS.
Ketika kekayaan Trump yang mengalami penurunan ini banyak dikaitkan dengan pandemi, banyak organisasi dan mantan pemberi pinjaman memutuskan hubungan dengan Trump setelah kerusuhan Capitol.
Deutsche Bank, yang telah menjadi salah satu pemberi pinjaman terpenting Trump, mengumumkan tidak akan lagi melakukan bisnis dengan mantan presiden tersebut. Dia dilaporkan berutang kepada bank itu lebih dari 300 juta dolar AS dalam bentuk pinjaman yang belum dilunasi.