in ,

Traveling ke Shanghai: Lebih Enak Pakai Taksi Biasa atau Online?

Keduanya memiliki kelebihan masing-masing.

CakapCakapCakap People! Kota Shanghai, China, menawarkan aneka produk di distrik perbelanjaan Nanjing, wisata Sungai Pudong, kuliner di berbagai titik, hingga museum bersejarah. Jika kamu hendak traveling dan menjadikan kota itu sebagai destinasi yang bakal dijelajahi, kamu bisa memanfaatkan berbagai moda transportasi mulai dari bus, kereta sampai taksi.

Buat kamu yang tak mau repot berjalan kaki ke stasiun, taksi menjadi alternatif pilihan paling praktis di Shanghai. Jika kamu berdiri di pinggir jalan Shanghai, taksi sangat mudah dijumpai, baik itu yang biasa alias konvensional maupun online.

Ilustrasi taksi. (Foto: Unsplash)

Nah, sebenarnya lebih enak mana; pakai taksi biasa (konvensional) atau online saat berada di Shanghai? Alviansyah Pasaribu dari Kantor Berita ANTARA mencoba menggunakan taksi konvensional dari kawasan Pudong menuju Huangpu di tengah Kota Shanghai pada Rabu, 17 September 2019. Perjalanan sejauh 60,7 kilometer yang ditempuh selama satu jam itu, dia harus membayar sebesar 220 rmb (yuan), atau setara dengan Rp 436 ribu.

Keesokan harinya, Kamis, 20 September 2019, dia menjajal taksi online melalui platform Didi Taxi dengan jarak yang sama, namun berbiaya lebih murah yakni 206 rmb, setara Rp 408 ribu.

Struk pembayaran taksi konvensional di Shanghai, China. (ANTARA/Alviansyah P)

Keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Jika ingin cepat pakailah taksi konvensional karena kamu bisa langsung mendapatkannya di mana saja. Sedangkan taksi online, sama seperti di Indonesia, kamu harus menunggu armada yang menerima pesanan itu datang.

“Rata-rata penumpang menunggu tiga sampai 10 menit. Karena kami harus mencari dan memutar lebih jauh jika pemesan ada di jalan satu arah. Di Shanghai banyak jalan satu arah, tidak bisa langsung memutar balik jemput penumpang,” kata Dongxu Yu, 44 tahun, yang mengemudikan Volkswagen Touran saat mengantar dari Dapu Road ke Bandara Pudong, Shanghai.

Di sisi lain, menggunakan taksi online akan memberikan kepastian tarif yang tertera pada layar ponsel. Tarif itu juga tertera pada layar argo di dashboard pengemudi taksi.

Tampilan dalam taksi online Didi di Shanghai, China. (ANTARA/Alviansyah P)

Ia menjelaskan, tarif awal taksi jenis sedan seharga 14 rmb (Rp27,8 ribu) sedangkan tarif buka pintu taksi jenis minibus 16 rmb (32,8 ribu), yang berlaku untuk 3 kilometer pertama. Selanjutnya tarif menjadi 2,5 rmb pada 10 kilometer pertama, dan meningkat menjadi 3,5 rmb pada 10 kilometer seterusnya.

Ia mengatakan tidak ada persaingan antarpengemudi taksi online dan konvensional karena sudah memiliki pasarnya masing-masing.

“Misalnya, Anda pulang tengah malam, nyaris pagi hari, tentu mau cepat-cepat cari taksi offline yang ada di depan mata Anda, daripada menunggu,” kata Dongxu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tak Sekadar Tanaman Hias, Berikut Ini 5 Manfaat Sehat Memakan Kaktus

Lebih Nyaman di Rumah, Inilah 3 Zodiak yang Mager untuk Keluar