“Dan terkadang saya bekerja hingga larut malam. Namun, saya tidak menyerah, karena tekad saya besar untuk berkuliah kembali” — Zainuddin, 21 Tahun, Mahasiswa
Zainuddin, seorang Pria asal takalar dan mahasiswa di Universitas Negeri Makassar – dengan segala usahanya untuk masuk ke salah satu Universitas Negeri. Pria asal Takalar ini tidaklah melewati jalan yang mulus. Zain, begitu ia dipanggil bercerita bahwa ia tidak mudah untuk melanjutkan sebuah pendidikan tinggi. “Saya dulunya telah diterima di salah satu universitas di Palu. Alhamdullilah, saya diterima di jurusan kimia.” Namun sayangnya, kebahagiaan itu bukan menjadi pilihannya.
Zain mengaku bahwa saat menjalani tahap registrasi, ia merasa tidak nyaman dan dengan cepat merindukan rumah. “Saat menjalaninya, saya tiba-tiba merasa rindu rumah. Jadi saya tidak meneruskannya.” Hal ini membuatnya mengganggur untuk beberapa bulan. Hingga pria kelahiran 12 Oktober 1997 ini, mendapatkan tawaran untuk bekerja di perusahaan besar, yaitu Jaco.
“Saya bekerja disana selama 1 tahun sebelum kuliah disini. Dan terkadang saya bekerja hingga larut malam. Namun, saya tidak menyerah, karena tekad saya besar untuk berkuliah kembali.” Hal ini tentu saja membuat Zain tidak mudah menyerah. Karena selain itu, Zain ingin membantu kedua orangtuanya yang bekerja sebagai petani. Yang mana memiliki penghasilan yang mungkin akan kurang bagi 6 orang dalam keluarga. Dengan begitu, Bapak dari Zain, beliau berusaha mencukupi kebutuhan keluarga dengan bekerja serabutan yang tidak menentu.
“Saya tidak ingin menganggur, karena saya memang ingin berkuliah untuk mengangkat derajat orang tua saya.” Dengan bekerja dan segala hasil yang ia peroleh membuat pria berusia 21 tahun ini kembali berjuang mengikuti serangkaian tes untuk dapat masuk ke universitas lagi.
Ketika ditanya mengenai keinginannya bekerja sebelum berkuliah, ia mengatakan, “Saya melakukan hal ini, karena saya tahu bahwa kedua orang tua saya telah berusaha membesarkan saya dan sudah saatnya saya meringankan beban mereka.”
Zain juga bercerita mengenai dirinya yang dengan ikhlas menerima segala kondisi keluarganya. Ia juga bercerita tentang hal yang tidak pernah terlupakan, dan sampai saat ini memotivasi dirinya untuk tetap berusaha. “Dulu, saya bahkan hanya memakan ubi rebus bersama keluarga untuk sehari. Saat itu terjadi, kondisi kami sedang kekurangan beras, hingga kakak dan Ibu saya menangis akan hal ini.”
Zain selalu berprestasi hingga ia berada di pendidikan tinggi. Hal ini semata-mata untuk keluarga, terutama membuat bangga kedua orangtuanya yang telah berusaha dan tanpa merasa kecil tetap memperjuangkan hidup keluarga mereka. Hingga saat ini, saudara-saudaranya telah bekerja dan memiliki keluarga.
Walaupun dengan segala kondisi hidupnya, Zain tidak pernah merasa kecil dan tetap berusaha hingga mencapai puncak. Setelah menyelesaikan studinya, Zain bertujuan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau bekerja di PDAM, tempat salah satu saudaranya bekerja. Dengan begitu, Ia akan merasa bangga karena telah membanggakan kedua orang tuanya yang membesarkannya sebagai seorang petani.
Dengan segala masalah, menjadikan Zain menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dan terus berusaha dalam kondisi apapun. Zain tetap rendah hati pada lingkungannya. Hal ini mengajarkan tentang arti kehidupan, saat berada dikondisi apapun, kita tidak seharusnya mengeluh. Karena mengeluh, tidak akan menyelesaikan apapun. Janganlah mengeluh dan tetaplah berjuang atas kehidupanmu. [Vania Ilyas]