CakapCakap – Cakap People! Perang yang terjadi di Ukraina akibat serangan Rusia ke negara itu telah membawa ancaman Perang Dunia 3 ke permukaan.
Pasalnya, di luar negara yang berkonflik langsung tersebut, sejumlah negara juga sudah angkat suara, bakan telah memberikan bantuan militer, termasuk persenjataannya.
Jika Perang Dunia 3 terjadi, maka bisa jadi umat manusia akan punah. Hal itu mengacu pada jumlah hulu ledak nuklir di dunia yang bisa meluluhlantakkan seluruh benua.
Rusia sendiri memiliki 6.257 hulu ledak nuklir yang dapat meratakan dunia beberapa kali. Jika Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam untuk menggunakan senjata tersebut, sejumlah negara diperkirakan siap merespons.
Berikut adalah tiga negara yang memiliki kemampuan untuk menyerang Rusia terlebih dahulu, dikutip dari Express.
1. Amerika Serikat (AS)
Perang Dingin mengukuhkan AS dan Rusia sebagai kekuatan nuklir terkemuka di dunia. Selama beberapa dekade,kedua negara berlomba membangun stok hulu ledak nuklir.
Pada puncaknya, Rusia memiliki 45.000 hulu ledak nuklir dan AS 31.255.
Persaingan itu masih ada sampai sekarang, karena pemerintahan Biden memegang persenjataan nuklir terbesar kedua di dunia dengan 3.750 hulu ledak aktif.
Personel pertahanan AS pun kemungkinan besar akan merespons terlebih dahulu dalam konflik nuklir yang meningkat oleh Rusia.
Teknologi militer canggih yang dirancang dan dibangun di negara ini memungkinkannya untuk mendorong hulu ledak strategis pada kecepatan 1.988 mph.
Kecepatan hipersonik ini berarti mereka dapat melakukan perjalanan dari AS ke Rusia hanya dalam 30 menit.
Para pejabat juga telah menempatkan bom nuklir taktis di pangkalan NATO di seluruh Eropa.
Negara itu dapat menyerang Rusia menggunakan hingga 100 “bom gravitasi” nuklir B-61 secara jauh lebih cepat dari pangkalan-pangkalan di Jerman, Turki, Belgia, atau Belanda.
2. Jerman
Jerman bukanlah negara berkemampuan nuklir, meskipun memiliki fasilitas untuk memproduksi hulu ledak, tetapi termasuk dalam perjanjian pembagian senjata NATO.
Namun, di bawah pemerintahan Kanselir Jerman Olaf Scholz, negara itu telah menggenjot pengeluaran pertahanan di tengah krisis di Ukraina.
Dia berjanji untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan menjadi dua persen dari PDB Jerman dan meningkatkan anggaran pertahanan tahunan dari 50,3 miliar euro menjadi hampir 70 miliar euro.
Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengumumkan bahwa pemerintah akan mengganti jet pengebom Tornado dengan pesawat F-35A Lightning II buatan AS.
Meskipun dia tidak menyebutkan produksi nuklir, Lambrecht mengatakan pesawat-pesawat ini dapat mengirimkan hulu ledak nuklir.
Kanselir Jerman sendiri telah menunjukkan kesiapan untuk membela negaranya dari potensi agresi, yang berarti pasukannya akan diperlengkapi dengan baik untuk menanggapi perang aktif di Eropa Barat dan sekitarnya.
3. Inggris
Meskipun bukan kekuatan dunia seperti dulu, Inggris tetap menjadi salah satu dari sedikit negara berkemampuan nuklir.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan negaranya saat ini memiliki sekitar 225 hulu ledak yang tersedia, dikerahkan melalui sistem Trident.
Jika Trident berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat, itu akan memungkinkan pejabat militer Inggris untuk memberikan pukulan cepat dan menghancurkan ke target Rusia.
Marsekal Udara Edward Stringer, mantan kepala RAF, mengatakan kepada LBC bahwa perang nuklir “tidak lagi tidak terpikirkan”.
Menurutnya, kemungkinan perang nuklir kian nyata dan harus mulai dipikirkan semua orang.