CakapCakap – Cakap People! Ada perdebatan tentang lebih baik tidur dengan gunakan pakaian dalam atau tidak. Perdebatan ini terus muncul yang masih membuat masyarakat bingung.
Ahli urologi Aaron Spitz mengatakan, debat mengenakan pakaian atau tanpa pakaian bukanlah debat yang didukung oleh banyak penelitian. “Topik ini tidak dibahas secara rutin dalam konferensi akademik,” kata Spitz.
Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Sherry Ross mengatakan kondisi mengenakan pakaian atau tidak saat tidur merupakan pilihan setiap orang. “Tidak ada jawaban benar atau salah apakah Anda memutuskan untuk tidur dengan atau tanpa pakaian dalam,” ujarnya.
Ross menyebut, jika kamu adalah seseorang yang mengalami banyak keputihan atau sedang menstruasi, tidur dengan celana dalam mungkin menjadi pilihan terbaik. Di sisi lain, laki-laki mungkin mengalami ketidaknyamanan, terutama di testis mereka.
Jika itu menjadi masalah, Spitz merekomendasikan tidur dengan pakaian dalam untuk mencegah tekanan yang tidak nyaman. Namun, ada hal lain yang perlu dipertambangkan, yaitu mengenakan pakaian dalam ke tempat tidur berarti alat kelamin kamu tidak bersentuhan langsung dengan piyama atau seprai.
Tidur dengan gunakan pakaian dalam dapat melindungi uretra, saluran yang menghubungkan kandung kemih ke bagian luar tubuh dari iritasi atau infeksi. “Sprei di hotel dan rumah teman mungkin dicuci dengan deterjen yang dapat menyebabkan iritasi pada uretra pada beberapa orang. Pakaian dalam, bahkan yang longgar, akan berfungsi sebagai penghalang pelindung uretra,” kata Spitz.
Spitz juga menyebut mengenakan pakaian dalam dapat melindungi uretra dari terkontaminasi bakteri di tempat tidur. Namun, tidak setiap pakaian dalam cocok untuk tidur.
“Dalaman Bamboo dan katun adalah pilihan yang baik untuk pakaian dalam karena lembut, menyerap, dan bernapas,” kata dokter kulit di Geria Dermatology di Verona, New Jersey, Aanand Geria, dilansir HuffPost.
Selain bahan, pastikan pakaian dalam juga dalam kondisi yang bersih. Bukan pakaian dalam yang digunakan untuk aktivitas selain tidur.
“Karena pakaian dalam sangat dekat dengan kulit, maka pakaian dalam terkena keringat, minyak, kotoran, mikroorganisme seperti bakteri atau jamur, dan bahkan cairan tubuh. Tidur dengan pakaian dalam yang kotor dapat menyebabkan iritasi kulit atau bahkan infeksi,” kata dokter kulit Joshua Zeichner di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City.
Namun, jika kamu banyak berkeringat saat tidur atau rentan terhadap kondisi kulit atau alat kelamin tertentu, mungkin lebih baik tidur tanpa pakaian dalam agar lebih kering dan nyaman. “Mengenakan pakaian dalam yang ketat atau tidak dapat bernapas dapat menjebak kelembapan di area genital, menciptakan lingkungan lembap tempat bakteri dan jamur tumbuh subur,” kata Geria.
Jika tidak rentan terhadap masalah kulit atau alat kelamin, kamu mungkin merasa nyaman tidur tanpa pakaian dalam karena membuat area tubuh yang sensitif ini tidak tertutup kain sepanjang hari. “Hal ini dapat mencegah penumpukan bakteri yang dapat menyebabkan jerawat atau bau tak sedap di sana. Kelenjar keringat dan folikel rambut rentan terhadap penumpukan kotoran seperti area tubuh lainnya yang memiliki rambut dan keringat,” ujar Ross.
Perlu ditegaskan kembali jika tidur tanpa pakaian dalam, kamu harus mempertimbangkan untuk mencuci piyama dan seprai lebih sering agar tetap higienis. Pada akhirnya keputusan mengenakan pakaian dalam atau tidak tergantung pada setiap kondisi orang.