CakapCakap – Indonesia bukan satu-satunya negara yang terkena dampak pandemi Covid-19 Cakap People. Sebab virus corona merupakan pandemi global yang dirasakan oleh hampir semua negara. Tak terkecuali Thailand.
Bahkan negara tersebut bakal menjual 60 miliar baht atau setara dengan Rp 28,2 triliun surat utang negara bulan depan demi membiayai langkah-langkah stimulus yang dapat mengurangi dampak virus corona. Keputusan tersebut diambil oleh Kementerian Keuangan Thailand.
Penjualan Surat Utang Dibutuhkan untuk Stimulus Covid-19
Sebelumnya pada pekan lalu, pemerintah setempat juga mengumumkan stimulus baru sebesar US$ 7 miliar (Rp 98,3 triliun) untuk mendukung kegiatan domestik yang terdampak Covid-19. Virus tersebut bahkan sudah menginfeksi hingga 9.450 orang dalam satu bulan.
Obligasi milik negara itu ditawarkan dalam 3 jatuh tempo dengan obligasi 5 dan 10 tahun memberikan kupon rata-rata masing-masing 2,0 persen dan 2,5 persen per tahun. Sementara untuk obligasi 15 tahun menawarkan kupon tetap 1,8 persen. Seperti yang dijelaskan oleh Kementerian Keuangan Thailand dikutip Tempo dari Reuters (25/01).
“Obligasi harus dijual karena aman dan menawarkan pengambilan yang baik” jelas Patricia Mongkhonvanit selaku kepala Kantor Manajemen Utang Publik Kementerian Keuangan Thailand.
Selain itu, stimulus baru juga akan dibiayai oleh pinjaman lain. Termasuk pula obligasi pemerintah serta beberapa dari pinjaman sebelumnya yang berasal dari Bank Pembangunan Asia.
Pihaknya mengklaim jika semua utang di bawah 1 triliun baht atau setara dengan Rp 468,7 triliun merupakan rencana pinjaman yang sudah diumumkan tahun lalu sebagai bentuk respons atas pandemi yang terjadi.
Dari jumlah tersebut, sekitar 394 miliar baht atau Rp 184,7 triliun sudah didapatkan serta sisanya akan diperoleh di tahun fiskal sekarang. Sejauh ini sudah 373 miliar baht (Rp 175 triliun) telah dicairkan.
Utang publik negara pada produk domestik bruto tak akan melebihi angka 56 persen pada akhir tahun fiskal yang berakhir di September. Utang tersebut mencapai sekitar 50,46 persen dari PDB Thailand di November tahun lalu.
Sudah Memesan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca
Pada 5 Januari 2020 lalu, Kabinet Thailand telah menyetujui anggaran senilai 1,3 juga bath atau sekitar Rp 600 miliar guna membeli 2 juta dosis vaksin Covid-19. Vaksin yang dibeli merupakan produksi dari China, Sinovac.
Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-o-cha menyebutkan jika pengiriman vaksin pertama sebanyak 200 ribu dosis diperkirakan tiba sekitar Februari 2021. Sedangkan pengiriman kedua dengan jumlah 800 ribu dosis dijadwalkan pada akhir Maret 2021. Kemudian pengiriman terakhir sebanyak 1 juta dosis vaksin di akhir April 2021.
Tak hanya itu Cakap People, pemerintah Thailand pun sudah menandatangani kesepakatan untuk paket tambahan 35 juta dosis vaksin buatan Oxford, AstraZeneca yang diprediksi tiba pada bulan Mei atau Juni 2021.