CakapCakap – Cakap People tentu sudah mendengar banyak kabar berita mengenai banjir bukan? Banjir yang terjadi disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan tidak segera berhenti. Akibatnya, banyak orang harus mengungsi dan tinggal di posko-posko untuk mencari perlindungan. Ragam aktivitas harian juga terpaksa terhenti lantaran musibah yang datang.
Bukan hanya itu, namun juga tercatat banyak korban jiwa yang hingga kini masih terus bertambah. Belum lagi korban yang masih dalam pencarian akibat dilaporkan hilang. Banyak orang yang terpaksa harus mengungsi akibat terdampak banjir yang bukan hanya membuat jalan raya tenggelam namun juga rumah ibadah hingga pemukiman.
Hujan deras yang mengguyur kota Jakarta dan sekitarnya disebut-sebut sebagai musibah banjir terbesar yang juga memperkuat anggapan jika Jakarta di masa depan bakalan tenggelam.
Dalam laporan New Elevation Data Triple Estimates of Global Vulnerability to Sea-Level Rise and Coastal Flooding pada jurnal Nature Communications diprediksikan jika kota Jakarta serta beberapa negara Asia lainnya akan tenggelam pada tahun 2050.
“Memang ada ancaman permukaan tanah kita (Jakarta dan sekitarnya) akan lebih rendah dari permukaan laut, nanti kita akan diancam oleh rob yang permanen (tenggelam),” ujar Firdaus Ali seperti yang dilansir dari finance.detik.com.
Alasan dari pernyataan di atas adalah karena resapan dari air hujan yang ada di sekitar Jakarta dan kota lainnya semakin berkurang karena beberapa hal.
“Luasnya DKI Jakarta itu ada 662 kilometer persegi, luas daerah aliran sungai dari 13 sungai itu mendekati 2000 km persegi, jadi 3 kali lipat dari luasnya Jakarta. Jika di hulu das (daerah aliran sungai) tadi terjadi perubahan fungsi lahan, yakni dulu hutan lalu kemudian berubah menjadi industri, menjadi pemukiman, lalu menjadi daerah komersial artinya daerah resapan air hujan akan hilang atau berkurang,” tambahnya kemudian.
Selain karena alasan di atas, alasan kenapa Jakarta bisa saja tenggelam adalah permukaan tanah yang kedepannya bisa semakin rendah dibandingkan dengan permukaan laut. Hal ini bisa terjadi karena air laut yang semakin mengalami kenaikan.