CakapCakap – Apa Cakap People pernah mendengar nama mobil otonom? Mobil otonom atau mobil otomatis merupakan teknologi yang dikembangkan dengan cepat oleh para ilmuwan. Hampir semua perusahaan raksasa teknologi turut campur tangan dalam industri tersebut. Salah satunya Apple yang juga menciptakan industri mobil otonom.
Mobil tersebut sangat baik perkara harmonisasi lalu lintas. Bahkan jika teknologi tersebut diadopsi maka bisa mengurangi tingkat kemacetan. Namun mengapa di Indonesia teknologi tersebut belum bisa terealisasi? Berikut alasannya.
1. Deteksi manusia
Mobil otomatis menaruh manusia sebagai objek yang bergerak. Sehingga apabila ada orang, maka mobil akan mempersilakan orang tersebut guna lewat. Sehingga termasuk aman untuk para pejalan kaki.
Namun yang jadi masalah saat ada polisi sedang mengatur lalu lintas dan dianggap sebagai benda random. Sebab mobil tak akan takluk pada lalu lintas yang diarahkan polisi. Kondisi tersebut juga bisa menjadi masalah di area konstruksi gedung atau jalan apabila ada orang yang turut mengatur lalu lintas.
2. Jalan tidak dikenal
Perlu kamu ketahui jika mobil otonom akan sangat tergantung pada data yang disediakan Google. Terlebih dengan keadaan sekitar yang melakukan deteksi via sensor LIDAR. Sedangkan Google pun memakai informasi yang dikumpulkan dari mobil pemindai.
Tapi halangan dapat muncul di tengah jalan apabila kita perlu ke suatu tempat yang tak disediakan oleh Google. Bahkan di AS saja terdapat banyak jalan yang belum bisa dianalisa akibat tingginya jumlah jalan daripada waktu serta upaya yang dilakukan.
3. Perempatan
Bukan rahasia lagi jika perempatan merupakan salah satu tempat yang cukup ramai. Kendati produsen mobil otomatis telah memperkirakan kondisi tersebut, namun di jalanan masih banyak mobil yang dikemudikan oleh manusia.
Sehingga komputer dengan aneka sensornya yang canggih belum tentu dapat menangani keramaian perempatan sebaik para manusia.
4. Jalan berlubang
Siapa sih yang tak membenci jalanan berlubang? Tampaknya hampir semua orang membencinya, terlebih jika terletak di tengah jalan. Masalah jalan berlubang tersebut juga jadi kendala besar untuk mobil otomatis. Sebenarnya mobil tanpa kemudi tersebut dapat mendeteksi adanya konstruksi atau kerucut jalan yang besar dan resmi.
Namun lubang-lubang dengan ukuran kecil cenderung tak terdeteksi, sehingga sistem navigasi masih terbilang abai. Kondisi tersebut yang akan jadi masalah di jalan apabila dilewati oleh kendaraan berat.
Nah, itulah beberapa kendala yang menjadikan mobil otonom masih sulit terealisasi di Indonesia Cakap People. Kendati termasuk teknologi canggih, namun Indonesia belum siap untuk menerimanya.