Riza Dian Kurnia
Sebagian besar orang akan merasa nggak nyaman saat mengalami diare. Bolak-balik ke toilet dan badan menjadi lemas karena cairan berkurang. Belum lagi rasa perut melilit yang bikin aktifitas harian menjadi terganggu. Tapi jangan buru-buru benci dengan diare, karena mekanisme dalam saluran pencernaan ini adalah cara terbaik tubuh untuk membersihkan usus dari bakteri.
Sebuah jurnal yang dipublikasikan lewat Cell Host and Microbe menjelaskan bahwa menahan diare lebih berbahaya dibandingkan dengan membiarkannya. Memang udah muncul hipotesis tentang diare yang bisa membersihkan patogen di dalam usus, tapi penelitian lanjutan tentang hal ini masih belum menemukan titik temu. Peran diare dalam infeksi usus belum begitu dipahami, sehingga butuh percoban bagaimana efek dari pencegahan diare di dalam saluran pencernaan.
Penelitian ini membawa tikus sebagai contoh percobaannya. Para peneliti mencoba menyuntikkan bakter Citrobacter Rotentium ke dalam tikus yang efeknya mirip dengan infeksi E.Coli pada manusia. Hasilnya pun menyatakan bahwa, sel-sel imun bergerak ke arah dinding usus saat terjadi infeksi. Lama kelamaan sel imun akan memproduksi protein interleukin 22 yang kemudian menyatu dengan sel-sel di dinding usus.
Nantinya protein interleukin 22 ini akan membentuk protein lainnya yang dinamai claudin 2 yang bertugas mengkoordinasi sel-sel untuk membuat pembukaan besar di dinding usus untuk memperlancar masuknya air. Air inilah yang akan membersihkan infeksi bakter yang terjadi, tepat sebelum radang usus menjadi lebih parah.
Memang percobaan ini masih dilakukan pada tikus dan belum mendapatkan hasil yang otentik jika diterapkan pada tubuh manusia. Tapi sedikit banyak membuka pengalaman baru dan rencana penelitian selanjutnya tentang efek positif diare yang dialami oleh tubuh manusia nantinya.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
