Siti Nurhajaiti
CakapCakap – Cakap People! Skandal korupsi penyelenggaraan Formula-1 (F-1) Singapura memasuki babak baru. Biro Investigasi Praktik Korupsi (Corrupt Practices Investigation Bureau/CPIB) mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada konglomerat Ong Beng Seng yang diduga terlibat dalam pusaran korupsi.
Ong Beng Seng ditengarai terlibat dalam skandal korupsi penyelenggaraan F-1 yang juga melibatkan Menteri Transportasi Singapura S Iswaran. Skandal tersebut menjadi tamparan keras bagi Singapura yang selama ini identik dengan negara bersih dari praktik korupsi.
Ong merupakan managing director, pemilik, dan operator hotel Hotel Properties Limited (HPL)- perusahaan terbuka di Singapura.
HPL telah memberikan keterangan mengenai Ong Beng Seng. Perusahaan tersebut memastikan bahwa Ong sangat koperatif dengan memberikan informasi yang diminta.
Kendati dalam sorotan tajam, Ong Masih menjalankan tugasnya sebagai direktur pelaksana perusahaan.
Ong juga telah membayar jaminan S$ 100.000 atau sekitar Rp 1,13 miliar. Pria berusia 77 tahun tersebut menjamin dia akan menyerahkan paspornya setelah kembali ke Singapura.
Siapa Ong Beng Seng?
Ong lahir pada 1946 di Sabah, Malaysia dan keluarganya pindah ke Singapura pada 1950.
Ong mulai membangun HPL pada 1981. Di bawah tangan dingin Ong, HPL memiliki portofolio mengagumkan dengan menguasai jaringan 38 hotel dan resort di 15 negara.
Jaringan hotelnya tersebar dengan beragam brand mulai dari Four Seasons, Intercontinental Hotels, hingga Marriott International. HPL juga memiliki jaringan mal Forum.
Kekayaan Ong diperkirakan menebus US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun.
Ong diperkirakan ikut andil dalam membawa ajang jet darat Formula-1. Berbeda dengan negara lain, ajang F-1 di Singapura digelar pada malam hari.
Kontrak Singapura untuk menjadi tuan rumah Grand Prix Formula 1 selama tujuh tahun lagi telah ditandatangani pada 2022. Ong memiliki hak atas Grand Prix Singapura dan merupakan pimpinan promotor balapan GP Singapura.
Pada 2022, Singapore GP Pte dan badan pariwisata Singapura mengamankan izin perpanjangan penyelenggaraan F-1 Singapura hingga 2028.
Singapore GP Pte merupakan promotor penyelenggara F-1 di mana Ong menjabat sebagai chairman.
Dikutip dari The Independent, Ong akan bertanggung jawab 40% terhadap penyelenggaraan ajang F-1 sementara 60% dibiayai Badan Pariwisata Singapura.
Biaya penyelenggaraan F-1 Singapura ditaksir menembus US$ 135 juta Rp 2,02 triliun.
Ajang balap F-1 diperkirakan menghasilkan keuntungan hingga US$ 1,13 miliar atau sekitar Rp 16.900 triliun sejak awal diselenggarakan di Singapura pada 2008.
Sebenarnya bukan kali ini saja Ong terlibat skandal koruspi. Dilansir dari Time, Ong juga pernah terlibat dalam kontroversi korupsi pada 1996 yang sempat menggoyang mantan Perdana Menteri (PM) M Lee Kuan Yew.
Kronologi Terbukanya Skandal Korupsi
Kasus korupsi penyelenggaraan F-1 dimulai setelah CPIB mengumumkan seorang menteri di kabinet PM Lee Hsien Loong akan diinvestigasi. Ia adalah Menteri Transportasi Singapura, S. Iswaran.
Sebelumnya, CPIB mengatakan mereka tengah meluncurkan penyelidikan atas sebuah kasus yang tidak disebutkan rinciannya, 11 Juli lalu.CPIB perlu mewawancarai S.Israwan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.
CPIB melanjutkan penyelidikan mereka dan memberi tahu PM Lee tentang temuan mereka pada 5 Juli, meminta untuk mewawancarai Iswaran.
Lee Hsien Loong pun telah meminta Iswaran untuk mengambil cuti hingga masa penyelidikan aparat selesai.
Iswaran sendiri bergabung dengan kabinet Lee sebagai menteri muda pada 2006 silam. Karier politik Iswaran berlangsung lebih dari 26 tahun sejak ia pertama kali terpilih pada tahun 1997 sebagai Anggota Parlemen untuk GRC Pantai Barat.
