in

Terlambat Merilis iPhone, Apple Terpaksa Harus Kehilangan 100 Miliar Dolar Nilai Sahamnya

Tercatat sejak tahun 2013, Apple selalu merilis seri iPhone terbaru pada bulan September, jadwal ini berjalan rutin hingga tahun lalu.

CakapCakapCakap People! Tahun ini, Apple terlambat merilis iPhone seri terbarunya dari jadwal yang biasa dilakukan oleh perusahaan tersebut. Hal itu terpaksa harus membuat mereka kehilangan ratusan miliar dolar.

Melansir Reuters, perilisan ponsel 5G baru yang terlambat menyebabkan pelanggan mereka menunda pembelian perangkat baru, membuat Apple pada hari Kamis, 29 Oktober 2020, melaporkan penurunan kuartalan paling tajam dalam penjualan iPhone dalam dua tahun.

Penurunan tercatat mencapai 5% setelah jam kerja berakhir, menyebabkan Apple kehilangan 100 miliar dolar AS dari nilai pasar sahamnya.

Ilustrasi logo Apple. [Foto: Pixabay]

Tercatat sejak tahun 2013, Apple selalu merilis seri iPhone terbaru pada bulan September, jadwal ini berjalan rutin hingga tahun lalu. Akibat pandemi yang melanda tahun ini, perilisan seri iPhone terbaru terpaksa mundur hingga satu bulan karena Apple mengakui adanya hambatan dalam proses produksi.

Bahkan saat penjualan Mac dan AirPods melonjak, penjualan iPhone justru turun 20,7% menjadi 26,4 miliar dolar AS. Investor mengantisipasi penjualan yang lebih rendah, terutama di China, di mana lebih banyak konsumen memiliki akses ke 5G daripada di Amerika Serikat atau Eropa.

Secara umum, Apple telah berhasil mengalahkan ekspektasi penjualan tahun ini dengan merilis banyak produk dan layanan baru yang masih bisa dinikmati selama pandemi.

Dalam wawancara dengan Reuters, CEO Apple Tim Cook mengatakan bahwa dia optimis dengan penjualan iPhone 12 setelah melihat respons pasar pada lima hari pertama pengiriman.

“5G adalah jenis peluang sekali dalam satu dekade. Dan kami tidak bisa lebih bersemangat untuk memasuki pasar tepat ketika kami melakukannya. Setidaknya di AS, operator sangat agresif,” ungkap Cook.

iPhone 12. [Foto: Tomsguide.com]

Investor mengantisipasi penjualan yang lebih rendah dari produk terlaris perusahaan yang berbasis di Cupertino, California ini, tetapi penahanannya lebih buruk dari yang diharapkan, terutama di China, di mana lebih banyak konsumen memiliki akses ke 5G daripada di Amerika Serikat atau Eropa.

Apple sebagian besar telah mengalahkan ekspektasi penjualan tahun ini dan merilis banyak produk dan layanan baru yang telah diterima pelanggannya disaat sebagian besar orang tinggal di rumah selama pandemi.

Apple melaporkan pendapatan dan laba untuk kuartal keempat (Q4) yang berakhir 26 September lalu sebesar 64,7 miliar dolar AS dan 73 sen per saham. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan analis yang sebesar 63,7 miliar dolar AS dan 70 sen per saham, menurut data IBES dari Refinitiv.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Johnson & Johnson Berencana Segera Menguji Vaksin COVID-19 pada Remaja dan Anak Usia 12-18 Tahun

Jadi Negara Terparah COVID-19 di Eropa, Belgia Batasi Bisnis dan Kehidupan Sosial