Terlalu Banyak Model Baru, Pasar Smartphone Bekas Lebih Dilirik

Hampir setiap minggu kita akan disuguhkan oleh rilisan smartphone dari berbagai vendor. Tentu ini jadi pilihan yang menarik, tapi masalahnya kemanakah smartphone lama yang nggak terpakai. Nggak semua orang punya smartphone lebih dari satu saat membeli smartphone baru demi memenuhi hasrat mendapatkan gadget paling kekinian. Alhasil smartphone bekas menjadi incaran khalayak luas.

Counterpoint Research, lembaga riset teknologi mendapatkan data bahwa bisnis ponsel bekas telah meningkat sebesar 13 persen di tahun 2017 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dikabarkan bahwa ada 140 juta unit smartphone yang telah terjual selama 2017 lalu, sedangkan pasar smartphone baru hanya 3 persen. Ini diindikasikan oleh lambatnya inovasi dari smartphone flagship sekelas Samsung dan iPhone sehingga orang-orang lebih memilih membeli smartphone bekas yang harganya lebih murah dan spesifikasinya hanya berbeda sedikit dibandingkan smartphone terbaru.

Pada dasarnya smartphone bekas yang dimaksud di sini adalah smartphone sisa unit yang belum terjual, lalu dikumpulkan, diperbaiki, dan dijual lagi di pasaran. Misalnya orang-orang lebih memilih membeli iPhone 7 refurbish ketimbang iPhone 8 yang harganya lumayan selisih. Jadi smartphone flagship saat ini hampir sama dengan smartphone mid end dua tahun yang lalu. Sedangkan smartphone kelas low end menjadi barang kanibal untuk memperbaiki smartphone kelas mid end lainnya. Memang hingga saat ini, smartphone bekas yang menajdi incaran adalah Samsung Galaxy dan iPhone.

Hal ini tentu membuat prediksi bahwa tahun 2018 cukup sulit untuk mengembangkan pasar smartphone baru mengingat setahun belakangan pasar smartphone bekaslah yang lebih ramai. Ini menjadi poin penting yang perlu diingat para vendor untuk memilih strategi lain di tahun 2018 ini agar smartphone keluaran terbaru tetap menarik minat masyarakat ketimbang smartphone bekas.