in ,

Terapi Cuci Otak Kontroversial dr Terawan Kini Mendunia, Berapa Biayanya?

CakapCakap – Mungkin ada Cakap People yang sempat mendengar atau mengetahui informasi soal terapi cuci otak (brain washing) yang dikembangkan oleh dr Terawan Agus Putranto dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Terapi yang dalam dunia media disebut menggunakan Digital Substraction Angiography (DSA) itu sempat menuai kontroversi, karena dinilai oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah melanggar kode etik dokter, pada bulan April 2017 yang lalu.

Dr Terawan dengan salah seorang pasiennya setelah menjalani terapi cuci otak. Via tribunnews.com

Kini, terapi cuci otak itu pun ternyata sudah mendunia. Pasiennya datang dari berbagai negara, baik dari kawasan Asia, Amerika, Eropa sampai Australia telah datang ke RSPAD Gatot Soebroto untuk diterapi. Bahkan, belum lama ini Kedutaan Besar Vietnam untuk Indonesia telah menjalin kerja sama dengan RSPAD Gatot Soebroto untuk pelaksanaan terapi cuci otak bagi 1.000 pasien dari Vietnam. Lalu, pertanyaannya sekarang, berapakah sebenarnya biaya untuk menjalani terapi cuci otak itu?

“Untuk biaya antara pasien asing dan Indonesia, kami belum membuat perbedaan. Yang namanya orang sakit sama saja. Semua diperlakukan yang sama, tanpa pandang bulu. Sebenarnya, untuk DSA sendiri rata-rata hanya Rp 23 juta atau Rp 25 juta, ya sekitar itu pokoknya,” ungkap dr Terawan baru-baru ini seperti dilansir oleh laman Liputan6.com. “Kaitannya dengan penyakit-penyakit lain yang diderita pasien. Itulah yang membuat biaya perawatan membengkak,” ucap dia lagi menambahkan.

Dr Terawan dan proses terapi cuci otak yang dikembangkannya. Via tribunnews.com

Sementara itu, terkait dengan kontroversi yang sempat muncul beberapa waktu lalu, dr Terawan menanggapi dengan tenang. “Kalau masih ada yang tidak setuju, ya tidak apa-apa. Kita kan negara demokrasi, boleh setuju, boleh tidak. Yang penting itu bagaimana safety (keselamatan) di pasien,” kata sang dokter yang juga merupakan Kepala RSPAD Gatot Soebroto tersebut. Soal uji klinis, dr Terawan pun menegaskan bahwa seluruh prosedur perawatan dan alat-alat DSA sudah melalui uji klinis.

“Kalau dipermasalahkan soal uji klinis. Uji klinis apa dulu? Obat-obatan sudah semua uji klinis. Mau obat yang dipakai dan alat yang digunakan (untuk DSA) itu sudah uji klinis,” pungkas dr Terawan di laman Liputan6.com. Nah, ada Cakap People yang mau mencoba terapi cuci otak dengan dr Terawan?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Duh! Sekolah di Australia Bakal Hapus Pelajaran Bahasa Indonesia

Simak! Ternyata Ini 4 Jenis Pekerjaan Terbaik Buat Si Pemilik Sifat Sensitif