Gunung Bulu’ Bawakaraeng yang terletak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan memang bukan gunung sembarangan. Gunung yang dikeramatkan tersebut menjadi salah satu dari 19 gunung di seluruh dunia dengan keistimewaan khusus. Inilah mengapa ketika mendengar bahwa terdapat peringatan kerusakan lingkungan pada gunung tersebut, sebuah ekspedisi digelar untuk memetakan keadaan Gunung Bulu’ Bawakaraeng.
Rasyidin Shut, seorang pemerhati lingkungan menyebutkan ada beberapa masalah utama dari Gunung Bulu’ Bawakaraeng. Seperti terjadinya erupsi tanah, erosi, debris slide yakni kondisi ketika tanah dan batuan meluncur dari sisi gunung, serta diskontinutas batuan. Dari ekspedisi ditemukan bahwa kondisi kerusakan lingkungan tersebut karena kesalahan manusia sendiri.
Penemuan mengejutkan tersebut ada di sekitar jalan pendakian menuju puncak gunung. Terdapat berbagai jenis sampah mulai dari sampah botol dan minuman keras, pakaian dalam, hingga alat kontrasepsi juga ada.
“Dari hasil ekspedisi yang kami lakukan ke puncak Gunung Bulu’ Bawakaraeng, kami menemukan fakta-fakta mengejutkan di lapangan misalnya penemuan sampah alat kontrasepsi,” kata Rasyidin, dilansir Antara, Selasa (27/3/2018).
Pencinta alam senior Sulawesi Selatan (Sulsel) Nevy Jamest Tonggiroh mengungkap bahwa banyaknya temuan sampah di gunung yang dikeramatkan tersebut juga karena banyaknya kegiatan yang digelar di daerah sekitar.
“Berbagai kegiatan secara masif dengan label macam-macam seperti upacara tujuh belasan Agustus dan acara peringatan lainnya merupakan salah satu faktor yang menimbulkan kerusakan di kawasan gunung itu,” kata Nevy di Makassar, Selasa, 27 Maret 2018.
“Gunung Bulu’ Bawakaraeng itu terzalimi di tanahnya sendiri. Selain ingin dijadikan kawasan wisata, fitnah bertebaran di mana-mana juga sangat masif,” ujarnya.
Dengan berapi-api, pendiri KORPALA Universitas Hasanuddin ini meluapkan amarahnya atas temuan di gunung Bulu’ Bawakaraeng sebagai cerminan dari manusia yang tidak bertanggung jawab. Terutama pada pecinta alam yang justru merusak alam itu sendiri.
“Banyak yang mengaku pencinta alam, yang pernah tidur dan mendapatkan nikmat dari sana (Gunung Bulu’ Bawakaraeng), tapi tidak tahu berterima kasih dan memelihara kawasan pegunungan itu,” ujarnya.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!