in ,

Tanda Organ Hati Bermasalah: Napas Berbau Busuk, Dijuluki ‘Breath of the Death’

Menurut ahli, dalam tahap sirosis, penyakit ini dapat muncul tanpa gejala selama bertahun-tahun. Analisis napas mungkin berguna untuk mendeteksi patologi hati yang tersembunyi.

CakapCakap – Hati, seperti halnya semua organ penting tubuh, adalah salah satu yang harus dijaga kesehatannya. Salah satu fungsi utama hati adalah menyaring darah yang berasal dari saluran pencernaan sebelum dialirkan ke seluruh tubuh.

Selain itu, hati mendetoksifikasi bahan kimia dan mencerna obat yang masuk ke tubuh. Terlepas dari upaya yang dilakukan, orang masih bisa mengembangkan penyakit hati berlemak. Ketika kondisi ini terjadi, napas berbau busuk mungkin menjadi peringatan akan risiko kesehatan hati.

Ilustrasi. [Foto: broomfielddentist]

Para ahli memperingatkan bahwa napas bau adalah tanda bahwa hati seseorang mengalami kesulitan melakukan tugasnya menyaring zat beracun, biasanya karena penyakit hati yang parah. Akibatnya, zat itu berakhir di aliran darah dan dapat masuk ke paru-paru.

Fetor hepaticus terjadi ketika napas berbau apek dan kuat. Fetor hepaticus dikaitkan dengan penyakit hati parah, menyebabkan jaringan parut dan fungsi hati yang buruk. Kondisi ini juga disebut sebagai “napas orang yang sudah meninggal” alias “breath of the death“.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Perpustakaan Kesehatan Nasional, dikutip Express.co.uk, Sabtu, 5 Maret 2022, sebuah analisis memeriksa senyawa bau napas pada pasien hati. Penyakit hati yang menyebabkan bau napas manis dan apek– atau disebut fetor hepaticus, mulai dipelajari.

 

Ilustrasi hati. [Foto: Freepik]

Menurut ahli, dalam tahap sirosis, penyakit ini dapat muncul tanpa gejala selama bertahun-tahun. Analisis napas mungkin berguna untuk mendeteksi patologi hati yang tersembunyi.

Studi ini secara khusus meneliti apakah senyawa bau napas tertentu dapat ditemukan pada pasien hati yang menderita sirosis atau mungkin berguna untuk diagnosis. Sebanyak 52 pasien hati dan 50 sukarelawan sehat terdaftar dengan udara alveolar yang dianalisis dengan spektrometri massa kromatografi gas.

Hasil penelitian menemukan bahwa dimetil sulfida, aseton, 2-butanon, dan 2-pentanon meningkat pada pernapasan pasien hati. Sementara itu, indol dan dimetil selenida menurun.

Disimpulkan bahwa fetor hepaticus disebabkan oleh dimetil sulfida dan pada tingkat yang lebih rendah oleh keton di udara alveolar. Analisis napas memungkinkan untuk membedakan pasien dengan bau napas tak sedap terkait dengan patologi hati.

LIHAT ARTIKEL ASLI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Studi Baru: Latihan Beban di Usia 30-60 Tahun Cegah Risiko Kematian Dini

25 Gejala Infeksi ‘Son of Omicron’, Orang yang Sudah Divaksinasi Masih Bisa Kena