CakapCakap – Kepala Badan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Sudiyono, mengatakan TNGR telah membatalkan rencana untuk memisahkan tenda pria dan wanita di sepanjang jalur pendakian.
Melansir The Jakarta Post, Jumat 21 Juni 2019, pembatalan rencana pemisahan tenda pria dan wanita itu dilakukan setelah terjadi kontroversi publik menyusul pengumuman tersebut.
“Mengenai gagasan untuk memisahkan tenda pria dan wanita di daerah pendakian Rinjani, yang mungkin memicu kontroversi, kami menggarisbawahi bahwa program tersebut tidak akan dilaksanakan karena itu bukan prioritas TNGR,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, Sudiyono mengatakan TNGR berencana untuk memperkenalkan rencana tersebut kepada para pemangku kepentingan Rinjani, yang menyatakan bahwa ide untuk memisahkan tenda pria dan wanita berasal dari orang-orang yang tinggal di sekitar Rinjani yang percaya bahwa gempa tahun lalu disebabkan oleh kegiatan para pendaki gunung yang tidak sopan. Rencana itu juga merupakan bagian dari upaya TNGR untuk mendukung pariwisata halal yang didukung oleh pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB), kata Sudiyono dalam wawancara sebelumnya.
“Dengan segala hormat, kami berharap semua orang menghentikan debat mengenai [rencana] karena jika dilanjutkan itu hanya akan merusak industri pariwisata Indonesia,” kata Sudiyono.
Dia juga mengatakan prioritas utama TNGR adalah untuk meningkatkan manajemen hiking, terutama eTicketing, manajemen sampah, dan pelestarian jalur hiking.
Rinjani dibuka kembali pada 14 Juni 2019 setelah penutupan yang lama karena cuaca ekstrem dan kerusakan setelah gempa bumi pada 2018.
Menurut TNGR, 381 orang telah mendaki Rinjani sejak pembukaan kembali. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat selama bulan-bulan puncak Juli-September
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Ingin Mendaki Gunung Semeru? Inilah Aturan, Harga Tiket dan Fakta Menarik Semeru yang Harus Kamu Tahu Sebelum Mendaki - CakapCakap