Ade Marza
CakapCakap – Cakap People tentu mengetahui teka-teki atau tebak-tebakan ayam atau telur mana yang duluan. Hingga saat ini masih banyak orang yang memperdebatkannya, apakah ayam atau telur yang lebih dahulu ada di dunia. Teka-teki ini semakin dikenal di dunia, setelah salah seorang jenius, Stephen Hawking mengatakan telur lebih dulu ada. Namun, hal ini tentu masih perlu dibuktikan kebenarannya. Setelah sekian lama, akhirnya kini misteri tersebut terungkap fakta yang sebenarnya.
Para peneliti dari Sheffield University dan Warwick University, Inggris melakukan penelitian secara khusus untuk memecahkan teka-teki ini pada tahun 2010, seperti yang dilansir di laman Detik.com. Mereka mengulik telur ayam dan memanfaatkan komputer super milik UK Science Research Council bernama HECToR (High End Computing Terascale Resource). HECToR diprogram untuk menghasilkan inti tertentu dan sejenis protein dengan nama Overledidin (OC-17) kurang lebih selama satu pekan.
Mereka pun menemukan bahwa protein yang dibutuhkan untuk membentuk cangkang telur secara eksklusif hanya ditemukan pada ovarium dari ayam betina. Senyawa protein OC-17 tersebut menjadi kunci kuat untuk jawaban teka-teki jadul ini. Protein yang berada pada ovarium ayam betina itu pun berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat pembentukan cangkang telur. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa ayam yang lebih dahulu dibandingkan telur, karena cangkang telur tidak akan bisa dibuat tanpa ada protein yang berasal dari ovarium ayam betina tersebut.
“Telah lama orang-orang menduga telur lebih dulu ada. Tapi sekarang, kita punya bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa sebenarnya ayam yang pertama ada,” jelas Dr Colin Freeman dari Sheffield University. Fakta ini pun sekaligus menunjukkan bahwa jawaban Stephen Hawking ternyata salah.
Lalu, dari mana pula ‘ayam pertama’ yang menghasilkan ‘telur pertama’ berasal? Menurut Australian Academy of Science, ayam pertama lahir dari mutasi genetik yang berasal dari DNA hewan yang memiliki bentuk menyerupai ayam, yaitu Red Junglefowl atau ayam hutan merah dengan nama Latin ‘Gallus gallus’. Mutasi genetik itu terjadi pada sel pertama hingga menggandakan diri ke setiap sel tubuh lain saat embrio ayam tumbuh, dan menghasilkan ayam yang disebut ‘Gallus galus domestics’. Wah, rumit juga penjelasannya ya, Cakap People!
