CakapCakap – Cakap People! Saat waktunya berbuka, kita juga perlu menahan diri saat menyantap makanan dan minuman agar tak kalap. Berbuka puasa pun ada tahapannya saat mengonsumsi makanan dan minuman. Berikut adalah tahapan yang sebaiknya dilakukan.
1. Berbuka dengan kurma atau air putih
Mengutip NU Online, Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya agar tak langsung makan besar ketika berbuka puasa. Nabi Muhammad menyarankan untuk mengonsumsi beberapa buah kurma. Jika tidak ada, bisa menggunakan air putih. “Apabila kamu ingin berbuka, berbukalah dengan kurma. Jika tidak ada, minumlah air putih karena ia suci,” menurut hadis riwayat At-Tirmidzi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, kurma sumber serat yang baik. WHO menyarankan makan tiga kurma untuk berbuka puasa. Mengutip The Spruce Eats, kurma mengandung potasium, magnesium, dan zat besi. Ada pula sejumlah kecil protein, lemak, gula, serat, mineral, fitonutrien, dan vitamin C.
2. Salat Magrib sebelum makan besar
Sebagaimana diriwayatkan Ahmad dan Abu Dawud, setelah berbuka puasa dengan kurma atau air putih, Nabi Muhammad mencontohkan umatnya agar menjalankan dulu salat Magrib sebelum makan besar. “Rasulullah SAW biasanya berbuka puasa dengan menyantap beberapa buah kurma segar sebelum mendirikan salat.
Mengutip Healthline, lambung yang kosong akan terbebani jika diisi dalam jumlah banyak sekaligus. Kondisi itu bisa berakibat sakit perut.
3. Tidak makan berlebihan
Tak jarang, orang melampiaskan keinginan untuk segera makan banyak saat berbuka puasa. Namun, Nabi Muhammad SAW telah memperingatkan umatnya untuk tak makan berlebihan.
“Tidak ada tempat paling buruk yang dipenuhi isinya oleh manusia, kecuali perutnya. Karena sebenarnya cukup baginya beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya,” menurut hadis riwayat Ahmad, an-Nasa’i dan At-Tirmidzi
Head of Medical Affairs, Johnson & Johnson Indonesia Rospita Dian menjelaskan, makan berlebihan saat berbuka puasa tak baik untuk saluran pencernaan. Tak cuma membuat perut begah, makan berlebihan bisa membuat otot antara lambung dan kerongkongan tidak menutup secara sempurna. Fungsi yang seharusnya mencegah asam lambung tidak naik ke kerongkongan berkurang.
“Membuat asam lambung yang awalnya di lambung bisa naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala-gejala seperti perih di ulu hati atau begah,” kata Rospita.