in

Survei: Indonesia Memiliki 197 Juta Pengguna Internet di Tahun 2020

Jawa menguasai 56,4 persen pengguna internet tahun ini, naik dari 55,7 persen tahun lalu.

CakapCakapCakap People! Hampir 197 juta, atau 74 persen, dari populasi Indonesia, telah menggunakan internet tahun ini. Jumlah ini naik 8,9 persen dari tahun lalu. Kenaikan itu dipicu pandemi COVID-19 yang mempercepat penggunaan pembelajaran online di kalangan siswa dan orang-orang di daerah terpencil. Demikian terungkap dari hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJII yang disampaikan pada Senin, 9 November 2020.

Pada kuartal kedua tahun 2019 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia adalah 171,2 juta, atau 64,8 persen dari 267 juta penduduk Indonesia, survei APJII menunjukkan. Asosiasi tersebut melakukan survei dari 2 Juni hingga 25 Juni, mewawancarai 7.000 responden yang dipilih secara acak. Hasil survei tersebut memiliki margin of error 1,27 persen.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Sebagian besar responden survei mengatakan mereka menggunakan internet lebih dari delapan jam sehari untuk mengakses media sosial, aplikasi chat, perbankan, hiburan, dan belanja online. Mayoritas responden mengatakan bahwa mereka paling banyak menggunakan konten pendidikan di internet.

“Itu terkait pembelajaran online saat terjadi pandemi corona,” kata Sekretaris Jenderal APJII Hendri Kasyfi, Senin, 9 November 2020, melansir Jakarta Globe.

Sejak Maret, pemerintah telah mewajibkan sekolah untuk mengadakan kelas secara online sebagai bagian dari upaya bersama untuk menjaga penyebaran virus corona baru. Kementerian Keuangan telah menyiapkan subsidi sebesar Rp 7,21 triliun untuk memberikan akses mobile internet gratis bagi pelajar di seluruh Indonesia.

Jawa menguasai 56,4 persen pengguna internet tahun ini, naik dari 55,7 persen tahun lalu. Sumatera menunjukkan peningkatan menjadi 22,1 persen dan Sulawesi menjadi 7 persen, masing-masing dari 21,6 dan 5,2 persen tahun lalu. Pangsa pengguna internet di Kalimantan turun menjadi 6,3 persen dari 6,6 persen, di Maluku dan Papua 3 persen dari 10,9 persen, sementara di Bali dan Nusa Tenggara stagnan sebesar 5,2 persen.

Hendri mengatakan penurunan pangsa di Kalimantan, Maluku, dan Papua lebih disebabkan oleh pertumbuhan pengguna yang lebih cepat di Jawa daripada kurangnya ekspansi di pulau-pulau tersebut. Ia berharap program Kementerian Komunikasi dan Informatika bisa mendongkrak jumlah pengguna internet di kawasan timur Indonesia tahun depan.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Kementerian telah sedang bekerja untuk menghubungkan semua desa dan kelurahan di Indonesia ke internet broadband pada tahun 2022. Menurut data kementerian, 12.548 dari 74.957 desa dan kelurahan di negara ini belum terhubung ke layanan internet seluler 4G.

“Saya kira tahun depan akan ada perubahan signifikan di kawasan timur Indonesia karena adanya program Kementerian,” ujarnya.

Meski begitu, kementerian harus melakukan pekerjaan rumah mereka dalam mengedukasi masyarakat Indonesia tentang penggunaan internet. Survei APJII menunjukkan 10 persen responden tidak menggunakan internet karena tidak tahu cara menggunakannya.

Selain itu, perangkat yang digunakan masyarakat Indonesia untuk terhubung ke internet juga telah berubah. Sebanyak 73,2 persen pengguna internet mengaku tidak pernah lagi terkoneksi ke internet melalui komputer desktop. Sementara 95,4 persen pengguna internet menggunakan smartphone untuk terhubung ke internet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Satgas COVID-19 Nasional Ingatkan ‘Kasus Impor’ dari Jamaah Umrah

Lakukan 4 Hal Berikut jika Ingin Baterai Ponsel Tahan Lama!