CakapCakap – Cakap People! Survei baru-baru ini melaporkan generasi muda di Korea Selatan mengalami ketakutan untuk berbicara di telepon. Disebut tiga dari 10 generasi milenial dan Z (MZ) di Korea Selatan menderita Callphobia.
Mengidap Callphobia, anak-anak gen MZ ini cenderung mengalami tegang, cemas, dan takut saat berbicara di telepon. Berdasarkan survei yang dilakukan Alba Heaven, jumlah penderita Callphobia di kalangan generasi MZ meningkat dibanding tahun lalu. Fakta ini terungkap setelah digelarnya survei yang melibatkan sekitar 1.496 orang.
Seperti dilansir dari News Naver, Jumat 3 November 2023, dilaporkan sebanyak 35,6 persen responden menderita Callphobia. Angka ini meningkat sebesar 5,7 persen dibandingkan survei yang sama tahun 2022 yang hanya ada di angka 29,9 persen.
Disebutkan lebih lanjut, sebanyak 70,7 persen responden lebih memilih berkomunikasi via teks, seperti pesan teks dan aplikasi perpesanan, sebagai metode komunikasi yang paling disukai. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar 61,4 persen.
Secara khusus, meskipun berasal dari generasi yang sama, jumlah perempuan dua kali lebih banyak yakni 45,7 persen menderita gejala callophobia dibandingkan laki-laki yang hanya 20,9 persen. Preferensi terhadap metode komunikasi berbasis teks juga tercatat lebih tinggi di kalangan perempuan (75,9%).
Kesulitan terbesar dalam melakukan panggilan telepon menurut generasi MZ adalah karena harus langsung ngejawab tanpa punya waktu untuk berpikir terlebih dahulu, diungkap 60 persen koresponden.
Selain itu, saat melakukan panggilan bisnis ke atasan, mitra bisnis, dan sebagainya (60,4%), saat melakukan panggilan untuk menanyakan produk atau layanan, (44,5%), saat melakukan panggilan reservasi atau pembatalan (39,2%), saat melakukan panggilan untuk menerima atau membatalkan pesanan pengiriman (34,3%).
Dalam upaya mengatasi ketakutan tersebut, sembilan dari 10 generasi MZ (90,4%) memilih tidak menjawab panggilan dari nomor tak dikenal (39,2%), minimalkan panggilan telepon dan komunikasikan terutama melalui email dan SMS (28,8%), sampai harus menulis skrip terlebih dahulu sebelum melakukan panggilan telepon (28,4%).
Kemudian sebanyak 55,9 persen juga khawatir tidak bisa menyampaikan dengan jelas apa yang ada dipikirannya dan 51,6 persen generasi MZ ini merasa lebih terbiasanya berkomunikasi melalui chat.
Selain itu sebanyak 29,5 persen koresponden juga khawatir tidak paham dengan apa yang dibicarakan lawan bicaranya, serta 24,2 persen anak muda di Korea Selatan ini merasa cemas jika kehabisan kata-kata saat sedang berbicara di telepon.