CakapCakap – Hanya berolahraga disebut kurang efektif dalam mengatasi perut buncit. Pakar nutrisi Michael Mosley mengingatkan, terdapat beberapa hal lain yang harus dilakukan untuk memangkas lemak perut sambil tetap berolahraga.
“Ini membuat frustrasi. Berkomitmen untuk makan dengan baik dan berolahraga adalah perubahan gaya hidup yang cukup besar. Anda sudah melakukannya, jadi mengapa tubuh Anda tidak mau bekerja sama?” ujar Mosley.
Dokter yang sering berbagi tips penurunan berat badan itu memaparkan jawabannya. Untuk menghilangkan lemak perut, seseorang harus memahami seluk-beluknya, termasuk perlu mengerti dasar-dasar cara kerja insulin.
Mosley menjelaskan, tubuh memproduksi insulin setelah makan untuk menjaga gula darah tetap stabil. Di dinding sel, insulin membuka port glukosa untuk memungkinkan gula lewat. Insulin juga membatasi pelepasan sumber energi berupa asam lemak ke sistem tubuh.
Semua itu baik dan bagus, selama insulin bekerja optimal. Namun, seiring bertambahnya usia, reseptor insulin dinding sel menjadi kurang sensitif. Akibatnya, bahkan setelah makan, darah penuh dengan glukosa dan asam lemak.
Kondisi tersebut yang mendorong serangkaian hasil buruk, termasuk timbunan lemak perut. Lantas, bagaimana cara menghindarinya? Mosley mengatakan, memangkas konsumsi gula adalah kuncinya.
Penulis buku The 8-Week Blood Sugar Diet itu menganjurkan untuk membatasi konsumsi makanan ringan dan minuman yang banyak mengandung gula. Terutama, produk kemasan yang punya embel-embel “diet”.
Mosley juga merekomendasikan untuk mengurangi asupan makanan atau minuman yang mengandung lebih dari lima persen gula. Menyantapnya boleh-boleh saja, asalkan tidak lebih dari dua kali sepekan.
Asupan yang dimaksud termasuk buah-buahan manis, seperti mangga dan nanas, begitu pula smoothie dan jus. Karbohidrat olahan, seperti roti putih, keripik, dan pasta, perlu diganti dengan beras merah atau quinoa.
Begitu seseorang dengan sadar mengatur konsumsi gula, Mosley menjamin lemak perut luntur dengan sendirinya. Penggagas metode diet “The Fast 800” itu juga menganjurkan untuk melakukan puasa jangka pendek.
Menurut Mosley, puasa jangka pendek memicu perubahan dalam tubuh yang membuat pembakaran lemak lebih mudah. Beberapa efeknya antara lain pengurangan insulin, peningkatan hormon pertumbuhan, peningkatan sinyal epinefrin, dan sedikit peningkatan metabolisme.
Memang benar, olahraga saja tidak dapat mengurangi lemak perut, namun itu tetap berkontribusi pada penurunan berat badan. Karenanya, Mosley menyarankan orang yang ingin mencapai bobot ideal untuk rutin berolahraga.
“Olahraga bisa menjadi penting untuk membantu mengurangi risiko lemak datang kembali, serta menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin,” kata Mosley, dikutip dari laman Express, Senin, 7 Februari 2022.