CakapCakap – Cakap People! Penggemar berat sepak bola mengalami tingkat stres fisik yang hebat saat mereka menyaksikan tim kesayangan sehingga mereka berisiko mendapatkan serangan jantung. Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Oxford, Inggris.
BBC melaporkan pada hari Jumat, 24 Januari 2020, studi Oxford melakukan uji air liur dari penggemar berat klub sepak bola Brasil saat mereka mengalami kekalahan bersejarah di Piala Dunia 2014. Saat itu tuan rumah Brasil kalah dari Jerman dengan skor telak 7-1.
Saat uji air liur tersebut, peneliti menemukan bahwa kadar hormon kortisol para penggemar klub Brasil ini meningkat pesat selama kekalahan kandang di babak semifinal tersebut.
Menurut peneliti, hal ini bisa berbahaya, terlebih ketika tekanan darah dan jantung meningkat tajam. Tetapi para peneliti tidak menemukan perbedaan tingkat stres antara pria dan wanita selama pertandingan, meskipun pria diduga lebih dekat dengan tim sepak bola mereka.
Dari situ diketahui bahwa penggemar berat sepak bola mengalami tingkat stres fisik yang hebat saat menonton tim kesayangannya, terlebih jika kalah.
Bahkan diketahui, efek yang timbul bisa berupa meningkatnya tekanan darah dan tegangan di jantung. Kondisi itu membuat orang rawan terkena serangan jantung.
“Penggemar yang terlalu melebur dengan tim kesayangan mereka, utamanya yang memiliki perasaan kuat seolah menjadi bagian dari tim, mengalami respons stres fisiologis luar biasa saat menonton pertandingan,” kata Dr Martha Newson, peneliti di Center for the Study of Social Cohesion, di Oxford.
Diungkapkannya lebih jauh bahwa kadar kortisol yang tinggi dalam waktu tertentu juga berisiko menyempitkan pembuluh darah. Selain itu, kondisi tersebut juga meningkatkan tekanan darah dan merusak hati yang sudah melemah.
“Penggemar yang lebih banyak menjadi pendukung biasa juga mengalami stres tetapi tidak terlalu luar biasa,” kata Newson.
Pada studi sebelumnya, para peneliti telah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan serangan jantung di kalangan penggemar pada hari-hari pertandingan penting. Hal itu terjadi pada orang-orang yang mendukung kesebelasan klub ataupun tim naisonal.
Dari hasil studi yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Oxford ini, ada 40 air liur penggemar yang dijadikan subjek penelitian. Seluruh air liur itu dikumpulkan pada sebelum, selama, dan setelah dari tiga pertandingan akhir piala dunia.
“Itu adalah pertandingan yang mengerikan, begitu banyak orang melepaskan emosinya sampai terisak-isak,” kata Newson.
Meski demikian, Newson mengatakan bahwa suporter bola selama ini telah melakukan tindakan spontan untuk mengurangi tingkat stresnya. Mereka biasanya membuat humor atau berpelukan hingga meredakan gejolak emosi sebelum pertandingan sepak bola berakhir.
Newson menyarankan agar stadion bisa meredupkan lampu stadion dan memainkan musik yang menenangkan setelah pertandingan untuk membantu mengurangi stres tersebut.
“Klub mungkin dapat menawarkan pemeriksaan jantung atau tindakan kesehatan lainnya kepada para penggemar beratnya yang berada pada risiko terbesar mengalami peningkatan stres selama pertandingan,” tambahnya.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Bikin Tersenyum, Bayi Ini Memelototi Para Dokter Sesaat Setelah Dilahirkan - CakapCakap