in

Studi: Mengedit Foto Selfie Berdampak Negatif Sangat Besar Pada Citra Tubuh Wanita

Jujurlah, berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk mengambil foto selfie?

CakapCakapCakap People! Jujurlah, berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk mengambil foto selfie? Pertama-tama kamu mungkin harus menemukan sudut yang sempurna. Kemudian memposisikan diri kamu pada titik di mana cahaya mengenai tepat pada wajah kamu sekaligus mengarahkan pandangan kamu sehingga efeknya lebih ‘smize‘ dan lebih sedikit ‘three vodka tonics‘.

Seringnya, ini akan menjadi setidaknya mengambil katakanlah sampai 20 foto sampai kamu benar-benar merasa sempurna dan pas dalam foto tersebut. Dan bahkan kemudian, kadang merasa masih ada kekurangan dalam foto — dan berakhir dengan menggunakan beberapa filter dan pengeditan untuk menyempurnakannya.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Mengedit foto adalah hal yang umum dilakukan oleh orang agar mereka terlihat lebih cantik, menawan dan menarik, terlebih banyak aplikasi pengeditan foto yang saat ini bisa digunakan dengan mudah. Jadi, tak ada salahnya melakukannya, bukan? Tetapi, menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh Flinders University, mengedit foto ternyata bisa berdampak negatif yang sangat besar pada persepsi seseorang tentang citra tubuh mereka sendiri.

Melansir World of Buzz, Senin, 24 Agustus 2020, peneliti dari departemen Psikologi di Flinders University meminta 130 wanita berusia antara 18 hingga 30 tahun untuk melihat foto mirip model terlebih dahulu di Instagram sebelum memeriksa kecenderungan mereka dalam mengedit foto selfi.

Apa yang peneliti pelajari adalah bahwa suasana hati para peserta secara bertahap memburuk setelah melihat penampilan wajah mereka sendiri saat mereka meluangkan waktu untuk mengedit lima foto mereka. Rata-rata, para wanita ini menghabiskan sekitar 4,5 menit untuk mengedit foto mereka, mulai dari lingkaran hitam mata, noda, cacat wajah, mengubah bentuk wajah hingga warna kulit mereka.

Profesor Marika Tiggemann menyimpulkan dalam studinya bahwa wanita menginvestasikan banyak waktu dan tenaga mereka untuk mengambil, memilih dan mengedit foto mereka, seperti mencari pencahayaan terbaik dan view yang paling bagus, yang kemudian ditingkatkan lebih lanjut dengan filter atau pengeditan digital untuk memaksimalkan penampilan dan daya tarik mereka di dalam foto tersebut.

Wanita-wanita ini sering mengambil langkah-langkah besar untuk menampilkan versi terbaik diri mereka menjadi lebih baik tetapi memiliki efek berbahaya dan merusak diri sendiri.

“Wanita tampaknya termotivasi oleh keinginan untuk menampilkan versi terbaik dari diri mereka dan secara substansial lebih bahagia dengan selfie yang diedit daripada foto aslinya. Namun, pada saat yang sama, aktivitas ini memiliki efek merugikan dalam hal suasana hati yang lebih buruk dan ketidakpuasan pada wajah. “

Ilustrasi. [Foto: RANKIN via BBC]

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Body Image ini menunjukkan bahwa jika wanita terus melanjutkan kecenderungannya mengedit fotonya secara luas, hal itu dapat menyebabkan rasa ketidaktulusan secara online.

Profesor Tiggemann menyimpulkan dalam temuannya bahwa faktor-faktor ketidakpuasan penampilan wajah dan tubuh berasal dari seluruh gagasan di balik penilaian masyarakat yang terus-menerus terhadap penampilan wanita dan upaya mereka untuk membuat diri mereka terlihat lebih cantik dalam foto daripada di kehidupan nyata.

Media sosial memiliki pengaruh besar dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama dalam cara kita memandang citra wajah dan tubuh kita. Cukup sulit bagi wanita untuk terus-menerus dinilai oleh masyarakat atas penampilan dan pakaian. Mengedit foto agar sesuai dengan standar kecantikan ideal yang diterapkan oleh masyarakat membuatnya jauh lebih buruk.

Pada akhirnya, kita harus berusaha untuk menerima semua jenis kecantikan dan mempromosikan kepositifan tubuh untuk semua jenis tubuh yang berbeda. So, Cakap People! Apa pendapat kamu tentang hal ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Presiden Jokowi: Indonesia Siapkan 290 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Hingga Akhir 2021

Bali Tunda Rencana Sambut Pelancong Internasional Pada September 2020, Ini Sebabnya!