CakapCakap – Cakap People! Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil tampaknya bisa memicu janin dalam kandungan untuk beraksi dan berekspresi. Salah satu dari makanan tersebut adalah wortel.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh Psychological Science. Studi ini melibatkan sekitar 100 ibu hamil di Inggris dengan masa kehamilan sekitar 32-36 pekan.
Para ibu hamil ini dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama diberikan kapsul berisi bubuk kale, kelompok kedua diberikan kapsul berisi bubuk wortel, dan kelompok ketiga tak diberikan apa-apa. Sekitar 20 menit setelah kapsul dikonsumsi, para ibu hamil diminta untuk menjalani tes ultrasound.
Hasil tes menunjukkan bahwa janin dalam kandungan ibu hamil yang mengonsumsi kapsul bubuk kale tampak meringis. Sebaliknya, ekspresi tertawa justru terlihat pada janin dalam kandungan ibu hamil yang mengonsumsi kapsul wortel. Janin dalam kandungan ibu hamil di kelompok ketiga tidak menunjukkan respons.
Ini merupakan studi pertama dengan tes ultrasound yang menyoroti ekspresi wajah janin setelah terpapar makanan yang dikonsumsi oleh ibu mereka. Menurut tim peneliti, ekspresi yang ditunjukkan oleh janin dalam studi ini mirip seperti ekspresi anak-anak atau orang dewasa ketika mencoba makanan pahit.
“Kami merupakan orang-orang pertama yang menunjukkannya lewat ultrasound,” pungkas salah satu peneliti dan Kepala Fetal and Neonatal Research Lab di Durham University, Nadja Reissland, seperti dilansir WebMD, Selasa, 27 September 2022.
Berkaitan dengan temuan ini, tim peneliti belum bisa memastikan apakah janin dalam kandungan bisa merasakan emosi atau memiliki preferensi terhadap suatu makanan. Ekspresi meringis janin yang terlihat dalam tes ultrasound bisa saja terjadi karena pergerakan otot yang bereaksi terhadap rasa pahit kale.
Tim peneliti juga mengindikasikan bahwa paparan rasa yang diterima janin saat dalam kandungan turut membentuk kebiasaan makan mereka di kemudian hari. Para ibu hamil yang terbiasa menyantap makanan sehat selama kehamilan juga berpeluang lebih kecil untuk memiliki bayi yang pemilih terhadap makanan.